Selasa 10 Mar 2020 01:34 WIB

Sejumlah Kegiatan Kementerian Batal Digelar di Batam

Pembatalan tersebut dilakukan lantaran pesertanya khawatir terjangkit COVID-19.

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah kegiatan kementerian batal diselenggarakan di Batam, Kepulauan Riau. Ilustrasi.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Sejumlah kegiatan kementerian batal diselenggarakan di Batam, Kepulauan Riau. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG - Sejumlah kegiatan kementerian batal diselenggarakan di Batam, Kepulauan Riau. Pembatalan tersebut dilakukan lantaran pesertanya khawatir terjangkit COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana mengatakan informasi terkait COVID-19 di Batam membuat peserta kegiatan yang akan diselenggarakan pihak kementerian merasa khawatir. Akibatnya kegiatan dialihkan ke daerah lain.

Baca Juga

Salah satu kegiatan yang rencananya diselenggarakan di Batam adalah pertemuan para sekretaris daerah pada pertengahan bulan ini. "Ada beberapa kegiatan kementerian yang batal dilaksanakan di Batam karena ada penolakan dari peserta. Panitia masih mencari daerah lainnya," ujar Tjetjep, Senin (9/3).

Tjetjep mengatakan peserta merasa khawatir tertular COVID-19 di Batam setelah Singapura mengonfirmasi dua warganya positif COVID-19 setelah pulang dari Batam. Berita terkait persoalan itu heboh dalam waktu yang singkat baik di daerah maupun secara nasional.

Namun ia menyatakan sama sekali tidak menyalahkan informasi yang disajikan di sejumlah media massa maupun media sosial terkait orang-orang di Batam yang pernah kontak dengan dua orang warga Singapura yang dinyatakan positif COVID-19. Dampak dari informasi itu, masyarakat luar daerah Kepri khawatir jika pergi ke Batam.

Hal tersebut menimbulkan kerugian bagi masyarakat dan pelaku usaha di Kepri, terutama pengusaha transportasi, hotel, restoran, dan pedagang. "Kondisi seperti ini tentu tidak baik. Kami memiliki kewajiban untuk memperbaikinya," katanya.

Ia menjelaskan tim terpadu sudah mendeteksi orang-orang yang melakukan kontak dengan dua penderita COVID-19 tersebut. Sebanyak 34 orang yang melakukan kontak primer dan sekunder berhasil diamankan.

Mereka sudah dikarantina dan menjalani masa inkubasi. Hasil dari pemeriksaan medis selama 14 hari menunjukkan ke-34 orang tersebut negatif COVID-19. Bahkan mereka sudah kembali ke rumahnya dan beraktivitas seperti biasa. "Sampai sekarang dari hasil pemeriksaan medis terhadap orang-orang dalam pengawasan dinyatakan negatif COVID-19," tutur Tjetjep.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement