REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Yang utama harus diajarkan dan ditanamkan setiap orang tua kepada anaknya adalah tentang tauhid.
Sejak kecil, seorang anak haruslah diberikan pemahaman bahwa Allah Mahaesa dan Mahatinggi. Seperti dicontohkan Luqman yang mengajarkan pada anaknya untuk tidak menyekutukan Allah SWT.
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya : Dan Ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya. Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Luqman ayat 13).
Tentang bagaimana mengajarkan ketauhidan pada anak, dapat juga dipelajari orang tua dalam kitab Akhlaq Lil Banin juz 1. Dalam kitab itu, penulisnya yakni Syekh Umar bin Achmad Baradja memberikan nasihat yang dapat ditiru oleh orang tua agar bisa mengajari prihal tauhid pada anak.
Pada pembahasan kelima, ulama yang lahir di kampung Ampel, Surabaya pada 17 Mei 1913 itu menuliskan nasihat sebagai berikut:
أَيُّهَا الْوَلَدُ الْعَزِيْزُ: اَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى هُوَ الَّذِى خَلَقَكَ, وَحَسَّنَ صُوْرَتَكَ, بِأَنْ أَعْطَكَ عَيْنَيْنِ, تَنْظُرُ بِهِمَا الْأَشْيَاءَ, وَأُذُنَيْنِ تَسْمَعُ بِهِمَا الْأَصْوَاتَ, وَلِسَانًا تَتَكَلَّمُ بِهِ, وَيَدَيْنِ تَسْتَعْمِلُهُمَا فِي أَشْغَالِكَ, وَرِجْلَيْنِ تَمْشِي عَلَيْهِمَا, وَعَقْلًا تَعْرِفُ بِهِ الْخَيْرَمِنَ الشَّرِّ, وَأَنْعَمَ عَلَيْكَ بِالصِّحَّةِ وَالْعَافِيَةِ, وَوَضَعَ الرَّحْمَةَ فِى قُلُوبِ وَالِدَيْكَ, حَتَّى رَبَّيَاكَ تَرْبِيَةًحَسَنَةً.
“Wahai anaku yang mulia, Allah yang Mahasuci dan Mahatinggi adalah dzat yang menciptakanmu. Dan Allah membaguskan rupamu, memberimu kedua mata di mana dengan itu kami dapat melihat segala sesuatu, memberimu dua telinga di mana dengan itu kami bisa mendengar suara, dan memberimu lisan di mana dengan itu kami bisa berbicara, dan memberimu dua tangan dengan itu kamu bisa melakukan pekerjaan, memberimu dua kaki dengan itu kamu bisa berjalan, memberimu akal dengan itu kamu mengetahui yang baik dan buruk, dan Allah memberikan kenikmatan berupa kesehatan dan menaruh rasa kasih sayang di hati orang tuamu sehingga mereka menduduki dengan pendidikan terbaik.”
Syekh Umar melanjutkan nasihatnya:
فَيَجِبُ عَلَيكَ أَنْ تُعَظِّمَ رَبَّكَ وَتُحِبَّهُ, وَتَشْكُرَهُ عَلَى جَمِيْعِ نِعَمِهِ: بِأَنْ تَمْتَثِلَ أَوَامِرَهُ, وَتَجْتَنِبَ نَوَاهِيَهُ, وَأَنْ تُعَظِّمَ أَيْضَا جَمِيْعَ مَلآئِكَتِهِ, وَرُسُلِهِ, وَأَنْبِيَائِهِ, وَالصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِهِ, وَتُحِبَّهُمْ لِأنَّهُ تَعَالَى يُحِبُّهُمْ
“Maka wajib kamu untuk mengagungkan serta mencintai Tuhanmu dan mensyukuri segala nikmat-nikmat dariNya. Yaitu dengan mematuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah. dan juga kamu harus mengagungkan seluruh malaikat seluruh rasul dan nabi, dan seluruh orang saleh dari semua hamba Allah. Dan kamu mencintai mereka karena Allah mencintai mereka.”
Pada nasihat terakhir di pembahasan ke lima itu, Syekh Umar memberikan penjelasan apabila telah mencintai Allah dan mematuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah. Allah akan menambah nikmat-Nya dan menjadikan anak itu orang yang dicintai diantara manusia dan Allah menjaga anak itu dari setiap gangguan.
Ulama yang wafat di Surabaya pada 3 November 1990 itu juga menjelaskan Allah akan memberi segala sesuatu yang diinginkan anak tersebut dari setiap rezeki atau lainya.