Rabu 11 Mar 2020 12:08 WIB

Jepang Keberatan Warganya Didiskriminasi karena Isu Corona

Duta Besar Jepang untuk Indonesia menyampaikan ada diskriminasi terkait corona.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii (Instagram)
Foto: Instagram
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii (Instagram)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Jepang, melalui duta besarnya untuk Indonesia, Ishii Masafumi, menyampaikan keberatan terhadap tindakan diskriminatif yang menimpa sejumlah warga negaranya, bahkan anak-anak WN Jepang yang tinggal di Indonesia. Warga negara Jepang di Indonesia disebut mendapat perlakuan tidak menyenangkan terkait penyebaran virus corona atau Covid-19.

Sentimen itu diduga muncul setelah diungkapnya kasus positif corona pertama di Indonesia yang disebut sempat melakukan kontak dengan WN Jepang di lantai dansa. Masafumi pun menyayangkan hal itu dan mengajak seluruh masyarakat tidak mudah termakan informasi yang salah dan bersama-sama mencegah penyebaran Covid-19.

Baca Juga

"Sehubungan dengan hal ini, saya sangat menyayangkan ketika mendengar warga negara Jepang, termasuk anak-anak yang tinggal di Indonesia, menerima perlakuan tidak menyenangkan dan diskriminasi terkait virus corona," ujar Masafumi melalui video yang diunggah di akun instagramnya, Selasa (11/3).

Masafumi pun menekankan bahwa warga negara Jepang yang menetap di Indonesia bukan penyebar virus corona. "Kami sahabat Indonesia," ujarnya lagi.

Dalam video itu, Masafumi juga menyampaikan bahwa 6 WNI yang sempat dinyatakan positif korona saat bekerja di atas kapal Diamond Princess, kini sudah diperbolehkan pulang setelah dinyatakan negatif corona.

Menanggapi keberatan yang disampaikan Kedubes Jepang, Kantor Staf Presiden pun buka suara. Tenaga Ahli Utama KSP Donny Gahral Adian menegaskan, Jepang adalah negara sahabat Indonesia dalam memerangi Covid-19. Menurutnya, Presiden Jokowi sudah secara jelas menyatakan perang terhadap segala bentuk hoaks dan berita bohong yang justru menyesatkan masyarakat.

"Diskriminasi tidak dibenarkan. Kita tidak boleh terjebak dalam stigmatisasi. Sikap Presiden jelas, perangi hoaks dan perlakukan siapa saja yang terjangkit atau diduga terjangkit sebagai saudara dalam kemanusiaan," kata Donny.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto juga menegaskan bahwa pemerintah tidak lagi menyebut asal negara bila ada WNA yang dinyatakan positif corona di Indonesia. Hal itu, ujarnya, berdasarkan permintaan kedutaan besar untuk menjaga kerahasiaan pasien dan mencegah adanya sikap diskriminatif terhadap pendatang lain yang juga berasal dari negara yang bersangkutan.

"Permintaan kedutaan tidak akan diumumkan negaranya mana, karena beberapa waktu lalu kami sempat dikomplain oleh salah satu keduataan karena muncul diskriminasi dari masyarakat sekitar terhadap warga negara dari negara itu dengan diteriaki sebagai pembawa covid," kata Yuri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement