Rabu 11 Mar 2020 18:14 WIB

Pasien Corona Kasus 25 Meninggal Dunia di Bali

Pasien kasus 25 merupakan WNA yang dirawat dan meninggal di RSUP Sanglah, Denpasar.

Tim medis melakukan penanganan terhadap seorang pasien saat simulasi penanganan pasien virus Corona di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (12/2). (ilustrasi)
Foto: FIKRI YUSUF/ANTARA FOTO
Tim medis melakukan penanganan terhadap seorang pasien saat simulasi penanganan pasien virus Corona di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (12/2). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pasien corona atau Covid-19 kasus 25 diketahui meninggal dunia di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali pada Rabu (11/3) pukul 02.45 Wita. Pasien tersebut merupakan warga negara asing (WNA).

"Saya informasikan bahwa tadi pukul 02.45 wita, salah satu WNA yang berada dalam status pengawasan terkait COVID-19 meninggal dunia di RSUP Sanglah," kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, saat jumpa pers di Denpasar, Rabu.

Baca Juga

Didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, ia menjelaskan pasien berjenis kelamin wanita itu berumur 53 tahun. Dia masuk ke RS Sanglah pada 9 Maret 2020, kemudian dilakukan tindakan sesuai dengan prosedur yang sangat ketat.

"Pasien ini didiagnosa menderita penyakit diabetes mellitus atau gula ya, kemudian hipertensi atau darah tinggi, hiperteroid, kemudian penyakit paru-paru menahun, dan yang kelima dalam pengawasan Covid-19," katanya.

Dewa Made Indra menegaskan bahwa warga asing tersebut didiagnosis memiliki empat penyakit bawaan yang sudah cukup lama, yaitu diabetes mellitus, hipertensi, hipertiroid dan penyakit paru-paru menahun. "Karena gejala-gejalanya dekat dengan penyakit yang sedang berkembang sekarang maka dia juga dalam pengawasan Covid-19," ucapnya.

Setelah mengetahui kondisi pasien tersebut, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan pihak keluarga pasien yaitu suaminya yang berada di Bali.

"Dari hasil komunikasi itu disepakati bahwa yang meninggal ini dikremasi di Pemakaman Mumbul tadi pukul 12.30 Wita. Karena pasien ini berada dalam pengawasan, maka penanganan jenazahnya juga dilakukan sesuai dengan protap penanganan jenazah untuk orang yang terinfeksi penyakit menular," jelas Dewa Made Indra.

Ia mengatakan, khusus warga asing meninggal ini, belum mendapatkan hasil tes laboratorium terkait Covid-19, bahkan Kadiskes Provinsi Bali sudah mencoba kontak dengan Jakarta yaitu Kementerian Kesehatan, khususnya dengan Dirjen P2P sebagai juru bicara untuk penanganan virus Covid-19 bahwa pasien yang meninggal ini masuk dalam penjelasan sebelumnya yaitu kasus nomor 25 yang positif Covid-19.

"Kita sudah tracing masuk ke Bali 29 Februari 2020, kemudian 3 Maret 2020 mulai demam, oleh keluarganya yaitu suaminya diantar ke salah satu rumah sakit swasta. Namun, suaminya sudah mengatakan bahwa istrinya ini memang menderita beberapa penyakit tersebut, dengan demikian memudahkan tim dokter untuk melakukan penanganan karena penyakit bawaan," katanya.

Setelah ditangani di rumah sakit swasta dari 3 Maret sampai 8 Maret belum menunjukkan tanda-tanda lebih sehat maka dirujuk ke Rumah Sakit Umum Sanglah. "Setelah itu ditangani di Rumah Sakit Sanglah mulai 9 Maret 2020," jelasnya.

Dewa menjelaskan dari hasil kontak tracing-nya itu ditemukan 21 orang yang menjalin komunikasi dari titik pasien mulai baru datang sampai titik di rumah sakit. "Ya, tentu saja kan saya sudah katakan dari titik baru datang ke penginapan sampai ke rumah sakit A dan rumah sakit B," katanya.

Dewa Made Indra mengatakan 21 orang tersebut sudah diisolasi rumahnya dan semuanya dalam keadaan sehat serta sudah diperiksa oleh tim dokter dari Dinas Kesehatan Bali. Untuk hasil uji laboratoriumnya masih menunggu dari Jakarta.

"Ini tidak bisa diambil kesimpulan bahwa pasien ini meninggal karena Covid-19 atau karena penyakit itu. Yang jelas pasien ini membawa empat penyakit bawaan. Lalu Covid19-nya masih dalam pengawasan kemarin sehingga tidak bisa kita simpulkan yang mana yang menyebabkan meninggal tapi yang jelas yang membawa empat penyakit bawaan," katanya.

Meninggalnya pasien kasus 25 pada pada hari ini, diumumkan secara resmi oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, di Kantor Presiden, Rabu (11/3). Saat mengumumkan, Yuri juga menyebut, sebelum masuk ruang isolasi karena positif Covid-19, pasien nomor 25 diketahui telah mengidap penyakit diabetes, hipertensi, gangguan paru, dan obstruksi menahun.

"Tadi malam sekitar pukul 02 lewat sedikit. Pasien dengan identitas nomor 25 meninggal dunia," ujar Yurianto.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement