REPUBLIKA.CO.ID, oleh Arif Satrio Nugroho
Pengunduran diri Roy Suryo sebagai kader Demokrat disebut cukup mengagetkan. Apalagi Demokrat dalam beberapa hari ini akan menggelar kongres.
"Memang pengunduran ini mengagetkan kami karena partai dan kader semua sefang fokus persiapan kongres. Momen yang tidak tepat untuk mundur sebetulnya, jadi itu yang membuat kami kaget," kata Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, Rabu (11/3).
Selama ini, kata Ferdinand, Roy tidak pernah menyampaikan rencana pengunduran diri. Sehingga, DPP menilai pengunduran diri Roy agak mendadak atau tiba-tiba. Namun demikian, Ferdinand menyampaikan bahwa pengunduran diri ini tak akan mempengaruhi soliditas partai dan kekuatan partai.
"Pengunduran diri ini sebetulnya tidak akan mengganggu kekuatan Partai Demokrat ke depan. Kami ucapkan terima kasih atas pengabdian Mas Roy selana ini dan semoga sukses di dunianya yang baru," ujar dia.
Ferdinand menambahkan, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum mau bersikap karena sedang fokus kongres Demokrat. "Saya pikir Pak SBY akan menyetujui pengunduran diri tersebut karena kami meyakini patah tumbuh hilang berganti adalah sebuah keniscayaan," ujarnya.
Politikus Partai Demokrat lainnya Herman Khaeron menilai alasan pengunduran diri kadernya, Roy Suryo sudah jelas. Menurut dia, Roy memang ingin bekerja di jalur profesional di luar kepartaian.
"Pengunduran diri mas Roy Suryo sebenarnya tidak perlu dipertanyakan lagi, sudah jelas dengan alasan ingin kembali ke keahliannya dan berada di jalur profesional," kata Herman melalui pesan singkat, Rabu (11/3).
Herman mengatakan, Roy Suryo memiliki hak untuk mengundurkan diri. Ia menilai, setiap orang memiliki hak untuk masuk dan keluar dari partai. Dalam sistem kepartaian saat, kata Herman, seseorang lebih fleksibel keluar dan masuk keanggotaan partai
"Dan sangat mungkin gonta ganti partai, kecuali yang dilarang dalam undang-undang, semisal PNS yang tidak boleh berpartai," ujar Herman.
Roy Suryo mengundurkan diri dari semua jabatan di Partai Demokrat, termasuk sebagai kader di parpol yang telah menaunginya sekitar 15 tahun dalam perpolitikan. Surat pengunduran diri diserahkan langsung oleh Roy Suryo di Puri Cikeas, Bogor, Rabu (11/3), pukul 12.30 WIB. Suray=t yang diterima oleh Adc (Aide De Camp) atau ajudan Susilo Bambang Yudhoyono.
"Surat sudah diterima langsung oleh Adc Bapak SBY dikarenakan beliau sedang konsentrasi untuk menyusun naskah pidato dalam Kongres V Partai Demokrat yang sebentar lagi akan diselenggarakan," katanya, melalui pernyataan tertulis.
Roy juga mendoakan agar pelaksanaan Kongres ke-V Partai Demokrat pada 14-16 Februari 2020 berlangsung lancar dan sukses. Mengenai alasan pengunduran dirinya, ia mengaku agar bisa lebih berkonsentrasi di luar perpolitikan yang sebenarnya sudah banyak dilakukannya belakangan ini.
Artinya, Roy menegaskan statusnya kini kembali menjadi praktisi multimedia atau telematika lagi, serta pengamat kesehatan publik.
Alasan pengunduran diri secara lebih terperinci sudah dituliskannya dalam surat tertanggal 10 Februari 2020 yang ditujukannya kepada SBY selaku Ketua Umum Partai Demokrat. Dalam surat tersebut, Roy menyebutkan bahwa kesibukannya menyelesaikan tugas akhir selaku mahasiswa program doktoral di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) juga menjadi alasan pengunduran dirinya.
"Mulai saat ini atribut selaku 'politisi' sudah saya tinggalkan dan biarkan semuanya bisa saling berkembang bersama," kata Roy.
Selama berkiprah di Partai Demokrat, Roy Suryo pernah menduduki berbagai jabatan, antara lain Ketua Departemen Kominfo, anggota Dewan Kehormatan, hingga Wakil Ketua Umum.