REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat dijadwalkan bertemu Kamis (12/3), malam ini. Wakil Ketua Umum Syarief Hasan mengungkapkan pertemuan nanti bukan soal penentuan sikap terkait RUU Omnibus Law Cipta Kerja.
"Kami sendiri belum tahu konsepnya bagaimana, jadi yang penting ini dibuka saja lah apa sih omnibus law itu, poin-poinnya apa sih perlu kan dipelajari," kata Syarief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/3).
Menurutnya, pemerintah perlu menyosialisikan kepada semua pihak, termasuk ke partai politik secara utuh, terkait omnibus law. Setelah itu, partai bisa menentukan sikap.
Ia mengatakan, pertemuan dengan PKS malam nanti terkait upaya membangun kembali kebersamaan antarkedua partai. Sebab sebelumnya, kedua partai juga pernah berkoalisi.
"Jadi mudah-mudahan dengan koalisi yang pernah terjalin itu kita bisa menjalin kebersamaan lagi, kebersamaan kita untuk membangun bangsa ini, intinya ada di situ," ujarnya.
Sebelumnya PKS telah bertemu Golkar. Mereka tak menampik pertemuan tersebut membahas RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Hal serupa juga dilakukan Golkar saat bertemu dengan Partai Demokrat, Kamis (5/3) lalu.
Pertemuan PKS dan Demokrat rencananya digelar di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal menyebutkan, pihaknya akan bertemu dengan SBY sebagai bagian dari safari silaturahim kebangsaan yang digelar PKS beberapa waktu terakhir.
"Beliau Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus pernah memimpin negeri ini 10 tahun. Tentu PKS ingin bertukar pikiran tentang apa-apa yang terjadi saat ini berdasarkan pengalaman dan pandangan beliau sebagai politisi dan negarawan," ujar Mustafa dalam keterangan tertulisnya.