Jumat 13 Mar 2020 07:46 WIB

BPS Jamin Kerahasiaan Data Sensus Penduduk Online 2020

Target dari SP 2020 online adalah masyarakat yang mobilitasnya tinggi.

Direktur Sistem Informasi Statistik BPS Muchammad Romzi (kanan) memantau data sensus penduduk online di kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, Kamis (5/3).(Republika/Thoudy Badai)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Direktur Sistem Informasi Statistik BPS Muchammad Romzi (kanan) memantau data sensus penduduk online di kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, Kamis (5/3).(Republika/Thoudy Badai)

REPUBLIKA.CO.ID, Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan bahwa data yang dihimpun dalam Sensus Penduduk 2020 online dilindungi dan tidak akan bocor. BPS menargetkan sebanyak 22,9 persen responden atau 18 juta keluarga dari SP 2020 online yang diadakan mulai 15 Februari hingga 31 Maret 2020.

Menurut Direktur Sistem Informasi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Muchammad Romzi, BPS sangat mengedepankan keamanan data individu. Adanya captcha dan password merupakan proses agar data penduduk tidak bocor. Dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Kartu Keluarga (NoKK) saja, tidak ada data pribadi yang bisa diakses. "Kalau ada yang iseng dapat NIK dan KK, data SP online yang sudah diisi, tidak bisa dilihat tanpa password," ujar Romzi.

BPS mengedepankan keamanan dengan membatasi perangkat yang dapat digunakan untuk sensus. Tidak semua perangkat yang biasa digunakan masyarakat untuk online dapat digunakan untuk mengisi SP. Beberapa yang direkomendasikan adalah Chrome, Mozilla Firefox, Opera dan Safari yang termutakhir.

"Ada teknologi untuk mengamankan transfer data dari browser ke server. Kalau browser tidak update, atau browser bawaan di ponsel tidak bisa, karena kita khawatir ada data yang dikirim terintervensi dan diambil oleh yang tidak bertanggung jawab," jelas Romzi.

Selain itu, terdapat security network dan anti DDOS yang dipasang supaya perilaku aneh mirip seperti bot (mesin) dari luar bisa di block. Lalu pemblokiran akses internasional, karena sensus hanya untuk WNI dalam negeri dan WNA yang tinggal minimal setahun atau berencana menetap dalam waktu minimal satu tahun.

Namun, Romzi mengakui bahwa sensus online ini bukan tanpa kendala. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang kurang memiliki kesadaran tentang pentingnya data ini. Selain itu, banyak yang masih belum percaya dengan keamanan dari formulir online. BPS menegaskan bahwa upaya pengamanan sistem dilakukan sepenuhnya agar data tidak bocor.

Berbagai sosialisasi telah dilakukan BPS untuk mencapai target sensus penduduk online. Sosialisasi untuk SP 2020 online ini telah dilakukan secara massif di media sosial, media cetak, dan media digital. Selain itu, BPS juga bekerja sama dengan kementerian dan Lembaga, pemda serta kampus untuk memastikan seluruh pihak melakukan sensus secara online.

Kemen PAN RB merupakan salah satu kementerian yang mewajibkan pegawainya melakukan sensus secara online. Kemudian sebanyak 35 gubernur serta 325 bupati dan wali kota telah menggerakkan wilayahnya untuk mengisi sensus online.

Seperti di Bali, pegawai negeri di sana diwajibkan mengisi sensus online kemudian melaporkan bukti partisipasi sensus agar bisa dipantau oleh pemerintah daerah setempat. Di Riau, pemerintah provinsi juga melakukan monitor bagi pegawai negeri untuk mengikuti sensus online.

"Jadi target 23 persen itu optimis bisa tercapai. Tapi sebenarnya segment utama adalah masyarakat yang mobilitas tinggi atau privasi yang ingin dihargai, dan itu tidak banyak," ujar Romzi.

photo
Penumpang berdiri di dekat iklan sosialisasi (Badan Pusat Statistik) BPS mengenai Sensus Penduduk 2020 di Rangkaian KRL Commuter Line, Jakarta, Senin (9/3). BPS terus melakukan sosialisasi sensus penduduk 2020 kepada masyarakat salah satunya melalui transportasi publik sehingga pelakasanaan sensus dapat berjalan dengan sukses. - (Republika/Prayogi)

Sasaran Sensus Penduduk 2020

Romzi menjelaskan, target dari SP 2020 online adalah masyarakat yang mobilitasnya tinggi dan juga yang tinggal di kawasan pemukiman elite, seperti apartemen dan perumahan mewah. Lokasi tersebut umumnya sulit dijangkau oleh petugas sensus secara door to door.

Selain itu, peran generasi milenial, selevel SMA dan mahasiswa diharapkan akan membantu anggota keluarganya untuk mengisi sensus secara online. Target SP Online untuk generasi ini adalah sekitar 7,78 juta keluarga. Jadi sumbangsih mereka dalam SP Online ini diharapkan sekitar 43 persen dari target yang sebesar 18 juta keluarga. "Jadi milenial bisa bantu orangtuanya untuk mengisi SP 2020," kata Romzi.

Per Rabu (11/3), jumlah penduduk yang melakukan sensus secara online adalah sebanyak 13,6 juta atau sekitar 3,6 juta keluarga. Target ini diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir Maret, menuju target yang telah ditetapkan.

BPS juga bekerja sama dengan penguasa wilayah apartemen ataupun kompleks perumahan mewah yang kebanyakan mobilitas penghuninya sangat tinggi dan menjaga privasi untuk melakukan pengisian sensus secara bersama-sama. Itu upaya untuk menyisir segmen utama sensus online ini.

Untuk masyarakat yang belum sempat mengisi sensus secara online, petugas sensus akan melakukan wawancara face-to-face pada Juli mendatang. Romzi juga menghimbau pentingnya mengisi sensus ini, karena informasi nomor identitas kependudukan (NIK) setiap penduduk ini akan menjadi entitas dasar yang valid untuk mendapatkan pelayanan publik.

Data tersebut dapat digunakan untuk BPJS Kesehatan, pendaftaran CPNS ataupun yang paling simpel yaitu pembukaan nomor rekening. Apalagi saat ini masih banyak masyarakat yang belum memiliki e-KTP.

"Dengan SP ini harapannya kita akan menemukan orang-orang seperti itu. Ini jadi referensi Dukcapil untuk jemput bola (pembuatan NIK) kembali ke mereka," jelas Romzi.

Sangat mudah

Pengisian sensus secara online terbukti lebih mudah dan cepat bagi masyarakat. Yunia Faiza (28 tahun) mengaku  telah mengisi sensus secara online sejak awal periode sensus, yakni pada 18 Februari. Menurut Faiza, saking mudahnya dia bahkan mengisinya dengan sangat cepat.

"Lupa pastinya (berapa lama), tapi cepat dan tidak repot. Asal kita sambil lihat KK buat isi NIK sama nomor NoKK nya," jelasnya.

Meskipun begitu, Faiza juga menemukan pertanyaan yang membuatnya bingung. Seperti pertanyaan suku anak di saat suku suami dan istri berbeda. "Kalau suami sama istri sukunya beda, anaknya jadi apa. Jadi bikin jawaban sendiri, Sunda-Betawi," kata Faiza.

Dia juga mengharapkan agar semua warga berpartisipasi, terutama kaum milenial dalam mengisi sensus penduduk Online 2020.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement