Jumat 13 Mar 2020 19:12 WIB

Mendekat Kepada Allah SWT Di Balik Jeruji Besi

Banyak warga binaan yang mengikuti sejumlah program di masjid.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Mendekat Kepada Allah SWT Di Balik Jeruji Besi. Foto: Pengajian di sebuah Lapas wanita (ilustrasi).(http://esq-news.com)
Foto: http://esq-news.com
Mendekat Kepada Allah SWT Di Balik Jeruji Besi. Foto: Pengajian di sebuah Lapas wanita (ilustrasi).(http://esq-news.com)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suasana Rumah Tahanan (Rutan) kelas IIA Pondok Bambu, Jakarta Timur kala itu ramai. Para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sedang diizinkan untuk melakukan aktifitas di luar kamar tahanan mereka.

Beberapa ada yang menemui sanak saudara maupun teman yang berkunjung, ada pula yang bercengkrama dengan sesame WBP sembari berolahraga tenis meja di bagian tengah Rutan, dan tidak sedikit yang mengantre di bagian wartel rutan semabri berusaha menghubungi orang yang disayang.

Baca Juga

Di salah satu sudut Rutan Pondok Bambu, terlihat bangunan berwarna krem berdiri tegak dengan kapasitas kurang lebih 200 orang. Gedung dengan dua lantai ini menjadi pusat kegiatan keagamaan, agama Islam dan diberi nama Masjid Al-Irsyad. Masjid ini berada di bawah pengelolaan ormas Islam al-Irsyad al-Islamiyah.

Di dalam Masjid, belasan WBP duduk berkelompok sembari mendengarkan ustazah yang mengajari mereka tentang membaca ayat suci Alquran. Dengan menggunakan mukenah, mereka tampak khusuk dan serius, mengikuti setiap lantunan Alquran yang dibacakan. Masjid al-Irsyad ini sendiri diresmikan bulan Mei 2018 dan menjadi lokasi setiap WBP yang ingin mendekat dan mengenal Islam dan Allah SWT lebih jauh.

Dengan fasilitas dan bantuan yang ada, tidak sedikit WBP yang memanfaatkan hal tersebut. Banyak yang menghabiskan waktunya mengikuti beragam kegiatan yang ditawarkan di masjid tersebut. Mulai dari shalat berjamaah setiap Dhuhur dan Ashar serta pengajian yang dilakukan dua kali sehari. Terbaru, ada wacana WBP diberi izin menggelar shalat Maghrib berjamaah.

Roro Fitria adalah salah satu yang menghabiskan waktu bebasnya di luar sel dengan belajar agama. Artis kenamaan Indonesia ini merasa berada di Rutan Pondok Bambu membuat ia lebih mengenal diri sendiri, melakukan introspeksi, dan kembali mendekat kepada Sang Pencipta.

Roro Fitria sendiri divonis empat tahun penjara atas kasus narkoba pada 2018 silam. Selama di balik jeruji besi, tidak sedikit ia merenungi perbuatannya dan merasa menyesal. Ia menyebut, didampingi mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang juga berada di rutan tersebut, ia menuju ke jalan hijrah dan bertaubat.

“Saya merasa ujian yang ditimpakan kepada saya sangat banyak. Mulai dari dipenjara, mama saya meninggal, lalu rumah saya juga kebobolan. Hanya Allah SWT yang bisa menguatkan saya,” ujarnya saat ditemui di Rutan Kelas IIA Pondok Bambu beberapa waktu yang lalu.

Ia merasa bersyukur dengan keberadaan kegiatan keagamaan di rutan tersebut. Ia merasa mendapat hidayah dan menyesali perbuatan yang ia lakukan sebelumnya. Ujian-ujian yang datang silih berganti membuat ia sedih, namun ia dapat menemukan jalan kembali pulang kepada Allah SWT.

Tahun 2020 menjadi tahun ketiga ia menjalani bulan Ramadhan di dalam rumah tahanan. Ada banyak perbedaan yang ia rasakan sebelum dan sesudah berdirinya Masjid al-Irsyad ini. Kegiatan di masjid tersebuat dirasakan sangat positif dan membantu dirinya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mendekati Ramadhan, ia pun berharap bisa lebih menguatkan iman dan ibadah.

“Jujur, pengalaman pribadi saya, sebelum saya aktif di masjid atau waktu saya masih aktif sebagai public figure, saya shalat masih bolong-bolong. Meskipun bisa baca Alquran, tapi untuk mengkhatamkan itu lama karena berbagai faktor, tapi setelah di sini, beda di Polda. Tapi di sin, karena ada kegiatan di masjid dan saya hijrah kembali kepada Allah, dengan cobaan-cobaan yang saya terima, saya merasa Allah masih sayang dengan saya,” lanjutnya.

Dalam kesehariannya kini, ia mengaku rutin mengikuti pengajian pagi dan siang. Shalat pun tidak pernah ketinggalan, baik shalat wajib maupun sunnah, seperti tahajud, witir, dan dhuha. Roro Fitria bahkan menyebut setiap malam Jumat di dalam kamarnya rutin diselenggarakan pengajian taklim atau yasinan.

Jika dulu ia tidak mengetahui ilmu agama, awam, atau hanya tahu sebatas kulitnya saja, kini Roro Fitria merasa seperti terlahir kembali. Dengan penuh kesadaran, ia mendekat dan kembali kepada Allah SWT. Momen Ramadhan nanti akan ia manfaatkan untuk lebih mengenal Allah dan agama Islam, juga meningkatkan imannya.

WBP lainnya yang juga aktif mengikuti kegiatan di Masjid al-Irsyad adalah Linda. Tahun 2020 menjadi tahun ketiganya menghabiskan waktu di rumah tahanan. Di tempat ini pula, ia merasa Allah SWT memberi banyak hidayah, ilmu, dan teman seperjuangan.

“Kalau di luar (rutan), mungkin seperti tarawih saya suka terlewat. Tapi di sini, ibadah bisa full. Subhanallah, dengan adanya masjid ini Allah memudahkan kami, WBP, untuk beribadah. Kami selalu menunggu waktu adzan, kami merindukan itu,” ujarnya.

Dengan mata berkaca-kaca, Linda menyebut pertama kali ia masuk rutan belum ada tempat khusus untuk shalat berjamaah. Kala itu umat Muslim yang ingin belajar agama harus menggunakan ruangan milik Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI). Namun kini dengan adanya masjid, semua fasilitas menjadi terpenuhi.

Sama seperti Roro Fitria, Linda juga selalu menghabiskan waktunya untuk berada di masjid dan belajar agama. Dimulai dengan pengajian pagi pukul 9:30 hingga waktu Dhuhur, lalu dilanjutkan pengajian siang pukul 13:30 hingga memasuki waktu shalat Ashar. Menjadi salah satu WBP yang sudah fasih membaca Alquran, ia membantu pengurus masjid lainnya memberikan ilmu bagi yang ingin belajar membaca Alquran.

Berada di balik jeruji besi dan dibatasi waktu untuk setiap kegiatan seakan bukan penghalang bagi Linda untuk terus belajar agama dan mengenal Islam. Setiap kesempatan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Berkah dan bantuan yang datang dimaknai sebagai rahmat dari Allah SWT dan motivasi untuk terus beribadah.

“Saya berharapnya di bulan Ramadhan nanti, semua yang aktif di Masjid dapat menerima rahmat dari Allah SWT, taubatnya diterima, ibadahnya dan imannya juga semakin kuat. Kalau pribadi, saya Ramadhan tahun ini target bisa khatam Alquran,” ucapnya antusian.

Sementara itu, Ketua PB Wanita al-Irsyad, Fahimah Askar menyebut berbagai kegiatan dan program digagas untuk memancing ketertarikan WBP mengikuti kegiatan keagamaan di masjid tersebut. Ia menyebut tanpa program-program yang menarik dan bermanfaat, akan susah mengajak mereka mengenal Allah SWT.

“Mereka (WBP) di sini datang dari latar belakang dan lingkungan yang berbeda, kebiasaan yang berbeda. Kami harap mereka keluar dari sini jadi wanita-wanita yang cerdas, yang tidak akan kembali lagi ke pekerjaan yang lalu. Dulu mungkin mereka tidak berpikir panjang,. Nah setelah mengenal Allah SWT, mereka bisa memilah dan memilih,” ujarnya.

Fahirah juga menyebut dengan usia masjid memasuki 1,5 tahun, ada 11 WBP yang menjadi mualaf. Di antaranya ada yang sempat murtad, namun kembali memeluk Islam.

Al-Irsyad bekerja sama dengan Rutan IIA Pondok Bambu berusaha memberikan stimulus-stimulus agar semakin banyak yang meramaikan kegiatan di masjid. Mulai dari pemberian remisi bagi WBP yang berkelakuan baik dan aktif di masjid, hingga memberikan santunan bantuan rutin.

“Bekerja sama dengan Kepala Rutan dan penjaga yang lain, kami memohon bantuannya agar WBP ini diajak aktif berkegiatan di masjid. Harapannya dakwah ini berhasil dan banyak yang mendapatkan manfaat,” lanjutnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement