Sabtu 14 Mar 2020 11:30 WIB

Google Lakukan Uji Kebutuhan Tes Virus Corona di AS

Ada 1.600 kasus akibat virus corona di AS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Google.
Foto: EPA
Google.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Google bergabung dalam perang melawan penyebaran virus corona, Jumat (13/3). Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan Google akan menawarkan situs web untuk membantu orang menentukan seseorang membutuhkan tes untuk infeksi virus corona.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Google. Google membantu mengembangkan situs web, itu akan dilakukan dengan sangat cepat, tidak seperti situs web masa lalu, untuk menentukan apakah tes dijamin dan untuk memfasilitasi pengujian di lokasi yang nyaman di dekatnya," kata Trump.

Baca Juga

Keterlibatan ini terjadi di tengah tekanan kepada pemerintah dalam meningkatkan pengujian virus yang sudah menyebar cepat. Laporan terbaru, AS telah mendapatkan 1.660 kasus dari seluruh negara bagian.

Untuk menjangkau lebih luas dan memberikan saran dengan cepat, pemerintah pun menggandeng perusahaan teknologi Google. Sebuah presentasi administrasi menunjukkan seorang pengguna akan ditanyai beberapa pertanyaan di situs web dan kemudian diberikan rekomendasi, apakah mereka harus mendapatkan tes atau tidak untuk virus corona.

"Google memiliki 1.700 insinyur yang mengerjakan ini sekarang, membuat kemajuan luar biasa," ujar Trump.

Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan, tanggal peluncuran situs web akan diumumkan pada Ahad (15/3) malam waktu setempat.

Perusahaan induk Google, Alphabet Inc, bukan satu-satunya yang dilibatkan dalam mekanisme ini. AS pun melibatkan Walmart Inc , Target Corp (TGT.N) dan pemilik toko obat CVS Health Corp untuk memberikan bantuan dalam tes.

Mereka yang membutuhkan tes akan dirujuk ke toko yang dapat memberikan bantuan, mungkin termasuk tes dengan fitur drive-through. Tes akan dilakukan di tempat parkir toko ritel dan dikirim ke laboratorium untuk menyelesaikan pengujian dalam kemitraan dengan departemen kesehatan setempat dan laboratorium diagnostik. Situs pengujian tidak akan dijalankan oleh perusahaan dan hasil akan tersedia secara daring dalam 24 hingga 36 jam.

Perusahaan teknologi kesehatan yang juga dimiliki oleh Alphabet, Verily, mengatakan, mereka memimpin upaya untuk mengembangkan alat web dengan bantuan sejumlah besar karyawan Google. "Kami berada dalam tahap awal pengembangan, dan berencana untuk meluncurkan pengujian di Bay Area (San Francisco), dengan harapan untuk berkembang lebih luas dari waktu ke waktu," kata juru bicara Verily, Kathleen Parkes.

Sekitar 1.700 pekerja Google secara sukarela membantu upaya terkait virus korona. Meski sumber Reuters menyatakan, tidak diketahui pasti apakah semua orang itu terlibat dalam pengembangan situs web baru.

Dorongan pembuatan situs web tersebut bertujuan untuk menilai kebutuhan pengujian bagi orang-orang yang lebih rentan terkena virus, seperti petugas kesehatan. Juru bicara Verily lainnya, Carolyn Wang, Verily sekarang berencana untuk menguji coba sistem ini secara lebih luas di beberapa lokasi di sekitar wilayah San Francisco.

"Berkolaborasi erat dengan organisasi seperti Quest Diagnostics dan LabCorp yang juga bekerja pada pendekatan tambahan untuk membuat pengujian lebih mudah diakses dan lebih bijaksana di bidang lain," ujar Wang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement