REPUBLIKA.CO.ID, BONDOWOSO -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Kukuh Triyatmoko, mengatakan, sebanyak 316 rumah warga menjadi korban dampak banjir bandang. Bencana banjir bandang kembali melanda daerah di kawasan Gunung Ijen itu, Sabtu (14/3).
"Banjir bandang itu melanda 316 rumah, namun mengenai kerusakannya masih kami verifikasi di lapangan," katanya saat dihubungi di Bondowoso, Ahad (15/3).
Ia menejaskan bahwa banjir bandang kali ini lebih besar dibandingkan dengan banjir bandang yang melanda kawasan itu pada 29 Januari 2020. Tak hanya itu, banjir juga membawa material lumpur.
"Banjir bandang kali ini lebih besar dibanding banjir bandang yang juga membawa material lumpur sebelumnya, airnya lebih besar, namun material lumpur lebih sedikit," katanya.
Padahal, kata dia, rakitan kawat beronjong yang dipasang untuk mencegah terjadinya erosi di sepanjang aliran sungai di wilayah terdampak banjir itu, pengerjaannya sejak terjadi banjir bandang pada akhir Januari lalu baru 70 persen. Ia menambahkan pada banjir bandang yang kembali menerjang ratusan rumah warga di Desa Sempol dan Desa Kalisat, Kecamatan Ijentersebut, arus aliran sungai sama seperti banjir bandang sebelumnya.
Pascabanjir bandang yang melanda dua desa di kawasan lereng Gunung Ijen tersebut, sejak Sabtu (14/3) malam, warga terdampak bencana banjir lumpur mulai membersihkan material lumpur maupun material kayu yang terbawa banjir. Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan sebelum terjadi banjir bandang yang menerjang permukiman warga di Desa Sempol dan Desa Kalisat itu terjadi hujan deras di hulu Gunung Suket.