REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pondok Pesantren Turus Pandeglang Banten, KH Tubagus Dahlani Idrus menyampaikan, pondok pesantren (ponpes) yang diasuhnya berupaya meningkatkan pencegahan penyebaran wabah virus corona atau covid-19. Para santri ditekankan untuk selalu menjaga kebersihan mulai dari lingkup terkecil.
"Kami melakukan pencegahan dengan meningkatkan kewaspadaan, terutama yag berkaitan dengan kebersihan lingkungan. Mulai dari tempat mereka sendiri, seperti dari kamar, asrama dan lingkungan ponpes secara keseluruhan," tutur dia kepada Republika.co.id, Selasa (17/3).
Ponpes Turus Pandeglang juga memberi sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran para santri tentang keutamaan menjaga kebersihan, khususnya untuk rajin mencuci tangan sebagai langkah pencegahan wabah virus corona. Sosialisasi telah disampaikan kepada seluruh tingkat pendidikan di Ponpes Turus.
"Sudah dilakukan oleh kami di masing-masing sekolah, madrasah, asrama, itu sudah. Jadi sosialiasasi kepada anak-anak sudah disampaikan," ujar Kiai Dahlani.
Tak hanya itu, Kiai Dahlani mengatakan, ponpesnya juga mengantisipasi wabah corona dengan menyediakan sabun antiseptik terutama di seluruh tempat wudhu. "Kami sudah mengantisipasi dengan (menyediakan) sabun antiseptik terutama di masing-masing tempat wudhu supaya mereka (santri) terbiasa," tuturnya.
Langkah pencegahan lain yang dilakukan Ponpes Turus, yaitu dengan memperketat kunjungan ke lingkungan kompleks ponpes. Kiai Dahlani mengungkapkan, tamu yang datang ke ponpes betul-betul dideteksi untuk memastikan tamu tersebut tidak memiliki gejala virus corona.
Sedangkan untuk wali murid, Kiai Dahlani menuturkan, mereka selama dua pekan dilarang untuk menjenguk putra-putrinya di ponpes. Ketentuan dua pekan ini diambil sebagaimana aturan pemerintah. "Artinya kami berikhtiar berupaya atas hal-hal yang tidak kita inginkan," ujarnya.
Kiai Dahlani melanjutkan, para santri diedukasi tentang keutamaan berwudhu sebagai konsep untuk menghilangkan segala marabahaya. Santri juga diberikan penekanan agar meningkatkan wudhu dengan melakukan aktivitas ibadah dari yang wajib hingga sunah. Selain tentunya berwudhu di waktu-waktu shalat wajib, santri juga ditekankan untuk meningkatkan wudhu dengan menunaikan shalat sunah seperti Dhuha.
"Jadi sudah teratur dengan wudhu. Bukan hanya cuci tangan tetapi juga yang lainnya. Alhasil kami berprinsip dengan adanya kejadian musibah dari Allah SWT ini maka kita berusaha kembali kepada aturan yang telah ditentukan secara syariat, dan ini bagian daripada hukum Allah," jelasnya.
Kiai Dahlani juga menjelaskan, saat ini kegiatan belajar mengajar santri masih tetap berjalan tetapi terbatas pada kegiatan nonformal. Sebab, pendidikan formalnya ditangguhkan selama sepekan sebagai bentuk uji coba. Setelah sepekan terlewati dan jika dipandang harus ditangguhkan kembali, maka penangguhan akan berlanjut selama sepekan.
"Kecuali untuk tingkat dasar atau ibtidaiyah yang (siswa-siswinya) dari warga masyarakat ya, oleh kami diperkenankan untuk belajar di rumah selama sepekan. Jadi mereka diberikan tugas oleh guru," ujarnya.