REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semenjak pandemi virus korona atau Covid-19 masuk ke Indonesia, ternyata berdampak kepada aktivitas penumpang lintas Ketapang-Gilimanuk. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat penurunan penumpang di lintasan Ketapang-Gilimanuk.
"Dari data yang kami peroleh dari 1 smpai 17 Maret 2020, penumpang terjadi penurunan sebesar 65 persen jika dibandingkan periode yang sama pada 2019," kata General Manager ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang-Gilimanuk, Fahmi Alweni kepada Republika, Rabu (18/3).
Tak hanya penumpang, ASDP juga mencatat penurunan penumpang menggunakan kendaraan roda dua sebesar 65 persen pada periode tersebut. Begitu juga kendaraan mobil pribadi yang juga turun sebesar 26 persen pada periode tersebut.
Meskipun mencatat penurunan penumpang untuk ketiga segmen tersebut, Fahmi mengatakan, terdapat peningkatan untuk kendaraan logistik. "Untuk kendaraan logistic terjadi peningkatan sebesar empat persen," ujar Fahmi.
Saat ini, untuk mengantisipasi penyebaran virus korona atau Covid-19, pemerintah saat ini mengimbau agar maayarakat membatasi aktivitas di luar rumah. Meskipun begitu, ASDP Indonesia Ferry memastikan layanan penyeberangan tetap beroperasi secara normal di seluruh Indonesia.
Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry Imelda Alini mengatakan, saat ini, Menteri BUMN Erick Thohir juga sudah meminta BUMN yang melayani publik tetap harus berjalan dan harus dilakukan pengaturan sebaik-baiknya. Hal tersebut erlu dilakukan agar tidak ada antrian atau penumpukan penumpang di seluruh layanan transportasi publik untuk mendukung implementasi pembatasan sosial atau social distancing termasuk di pelabuhan dan kapal ferry.
"ASDP tetap melayani seluruh pengguna jasa penyeberangan di seluruh Indonesia, namun dengan tetap melakukan berbagai protocol preventif dan kuratif dalam menghadapi potensi penyebaran virus korona," kata Imelda, Rabu (18/3).
Imelda memastikan kapasitas pelabuhan maupun kapal memadai, sehingga tidak terjadi antrean atau penumpukan penumpang maupun kendaraan. Dia menegaskan, ASDP juga tidak mengurani perjalanan maupun kuota penumpang yang dilayani.
"Tujuannya, agar seluruh pengguna jasa tetap dapat menyeberang dengan aman dan nyaman saat mengakses 35 pelabuhan dan 150 unit kapal yang tersebar melayani pengguna jasa di seluruh Indonesia," ujar Imelda.