REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO — Presiden Chile Sebastian Pinera mengumumkan keadaan bencana selama 90 hari pada Rabu (18/3). Keputusan itu diambil saat kasus infeksi virus corona Covid-19 di negara-negara Amerika Selatan terus meningkat.
“Keadaan ini (bencana) ditujukan untuk mempersiapkan diri kita untuk menghadapi apa yang ada di depan,” kata Pinera dalam pidatonya.
Keadaan bencana mulai berlaku pada Kamis (19/3). Di bawah kondisi tersebut, Pemerintah Chile diberi kewenangan khusus untuk membatasi transit dan pertemuan serta memastikan pasokan makanan, termasuk layanan publik.
Menurut Pinera, dengan kondisi bencana, pemerintahannya dimungkinkan menegakkan karantina dengan semestinya. Hingga Rabu, Chile telah melaporkan 238 kasus Covid-19 di negaranya. Belum ada korban meninggal akibat virus tersebut.
Chile sebelumnya telah menutup sekolah dan membatasi pertemuan publik. Sebab kasus infeksi di sana terus bertambah.