REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangeran Harry dan Meghan Markle dikabarkan memilih tinggal di Afrika, setelah meninggalkan keluarga kerajaan. Women’s Day melaporkan isu tersebut dengan penegasan ada ketegangan di lingkaran dalam keluarga Kerajaan, terutama antara Duke dan Duchess of Sussex dengan Pangeran William dan Kate Middleton.
Banyak bukti yang disampaikan untuk mendukung teori itu, salah satunya film dokumenter “Harry And Meghan: An African Journey.” Dilansir melalui Gossipcop.com pada Kamis (19/3), dalam sebuah wawancara, Meghan menyebutkan bahwa tidak banyak orang yang bertanya kondisinya.
“Tidak banyak orang yang bertanya, apakah saya baik-baik saja,” kata dia.
Women’s Day menafsirkan pernyataan Meghan sebagai sindiran terhadap Willian dan Kate. Anggapan itu diperkuat dengan pernyataan orang dalam kerajaan yang mengatakan bahwa pemberontakan Harry dan Meghan sangat mengejutkan bagi semua orang di setiap tingkatan.
Dari film dokumenter mendorong spekulasi bahwa pasangan itu mempertimbangkan Afrika sebagai tempat tinggal permanen. Dalam sebuah pertanyaan terkait Afrika, Harry menjawab bahwa mereka baru saja datang dari Cape Town. Dia menganggap kota itu menjadi tempat "luar biasa" bagi keluarga.
“Aku tidak akan dirisak memainkan permainan yang membunuh ibuku,” kata Pangeran Harry.
Kutipan Meghan Markle tentang sangat sedikit orang yang bertanya apakah dia baik-baik saja setelah kelahiran putra pasangan itu, tidak dapat ditafsirkan sindiran terhadap Kate Middleton atau Pangeran William. Sebaliknya, Meghan jelas mengeluhkan tentang pemberitaan media.
Meski demikian, ada yang menyebut bahwa keduanya tidak akan pindah ke Afrika. Sebab, Harry dan Meghan sudah membeli rumah di Kanada dan berencana tinggal di rumah barunya.
Namun, pasangan itu masih berencana membuat usaha filantropi di Afrika. Akan tetapi, tidak ada rencana saat ini bagi mereka untuk pindah ke Afrika.