REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BRI Syariah melakukan langkah-langkah mitigasi penyebaran Covid-19. Perseoran memberlakukan kebijakan Bekerja Dari Rumah atau Work Form Home (WFH) dengan jumlah sampai dengan 70 persen karyawan yang berada pada zona risiko tinggi.
Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Mulyatno Rachmanto menyampaikan, Perseroan juga melakukan pengaturan jam layanan operasional di cabang-cabang yang berada di zona merah. Untuk unit kerja yang berada pada zona risiko tinggi, Perseroan juga melakukan pengalihan operasional.
Sebagai lembaga jasa perbankan, BRI Syariah tetap berusaha semaksimal mungkin melayani nasabah setia BRI Syariah. Perseroan mengarahkan agar nasabah melakukan transaksi melalui layanan daring di internet banking dan BRIS Online.
"Bapak Ibu tetap bisa bertransaksi #dirumahaja," katanya dalam keterangan pers, Senin (23/3).
Jika harus datang ke cabang, nasabah akan melakukan pengecekan suhu tubuh. BRI Syariah juga menyiapkan hand sanitizer sebagai upaya mencegah penyebaran virus lebih luas. Selain itu, nasabah dimohon menjaga jarak aman satu sama lain jika terpaksa berada dalam antrean.
Di tengah kondisi saat ini, BRI Syariah juga rutin melakukan penyemprotan desinfektan untuk sterilisasi ruangan kerja baik di Kantor Pusat maupun Kantor Cabang. Kesehatan karyawan dan nasabah menjadi prioritas.
Sehubungan dengan masa pelunasan Biaya Pelaksanaan Ibadah Haji (BPIH) tahap I, BRI Syariah juga mengimbau nasabah agar melakukan pelunasan melalui BRIS Online. Ia berharap masyarakat untuk turut aktif menekan penyebaran virus Covid-19.
"Namun jika nasabah terpaksa datang ke kantor, kami harap dapat tertib menjaga jarak satu sama lain," katanya.
Nasabah dan masyarakat selalu diimbau untuk melakukan transaksi secara online dan non-cash. Untuk mendukung hal tersebut BRI Syariah saat ini telah memiliki berbagai fasilitas electronic banking, seperti BRIS Online, Cash Management System, dan Internet Banking.