REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menilai Ujian Sekolah (US) masih bisa dilakukan masing-masing sekolah di tengah pandemi corona. Ia mengimbau pelaksaannya tak secara tatap muka demi menghindari penularan corona.
Nasib US berbeda dengan Ujian Nasional (UN) yang diputuskan dibatalkan untuk tahun ajaran 2019/20. Alasan pembatalan mencegah penularan corona di kerumunan massa seperti siswa di sekolah.
"Ujian Sekolah itu masih bisa dilakukan masing-masing sekolah untuk ujian kelulusan sekolah. Tapi tidak diperkenankan melakukan tes tatap muka yang mengumpulkan siswa dalam ruang kelas," kata Nadiem dalam konferensi video pada Selasa (24/3).
Nadiem menyarankan US dilaksanakan secara daring. Pilihan lain yang tersedia bagi sekolah ialah mengukur nilai siswa dari 5 semester terakhir. Sebab tak semua sekolah mampu mengadakan US secara daring akibat keterbatasan sarana dan prasarana.
"Ujian Sekolah bisa diadministrasi, ada berbagai macam opsi, sekolah bisa melaksanakan Ujian Sekolah misalnya melalui online kalau mau, ataupun dengan angka dari nilai lima semester terakhir," sebut Nadiem.
Nadiem menekankan agar sekolah tak menjadikan US sebagai alat ukur ketuntasan capaian kurikulum siswa. Terlebih lagi, kegiatan belajar mengajar semester ini terganggu oleh corona. Pemerintah sebelumnya, memutuskan siswa agar dua pekan belajar di rumah.
"Kami tak memaksakan Ujian Sekolah itu harus mengukur ketuntasan capaian kurikulum sampai semester terakhir ini yang terdampak bencana COVID dan terdisrupsi pembelajaran," tegas Nadiem.