REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Olimpiade 2020 resmi ditunda hingga tahun depan. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengajukan penundaan satu tahun terhadap penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020. Hal itu ia sampaikan kepada Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach.
Abe mengatakan, usulan penundaan itu sudah disetujui 100 persen oleh Bach. Alasan keamanan seluruh pihak di tengah pandemi virus corona menjadi perhatian utama untuk saat ini.
"Kami setuju penundaan (olimpiade) menjadi cara terbaik agar atlet tetap dalam kondisi terbaik mereka untuk berkompetisi dan menjamin keamanan penonton," kata Abe kepada wartawan, dikutip dari The Guardian, Selasa (24/3).
Abe menyampaikan, penundaan sudah tidak bisa dihindari lagi karena pandemi corona belum mereda. Selain itu, ia juga meneruskan pernyataan Bach yang menyebut keputusan penundaan akan diambil dalam beberapa hari ke depan.
Tanda-tanda penundaan memang sudah terlihat. Sebelumnya, Keputusan ini diambil setelah ketua Asosiasi Olimpiade Inggris mengatakan, Inggris tidak mungkin mengirim tim mereka ke Tokyo pada musim panas ini. Australia dan Kanada telah mengatakan mereka tidak akan ikut kompetisi ini di Jepang.
"Berdasarkan informasi yang dimiliki IOC, penundaan telah diputuskan. Parameter ke depan belum ditentukan, tetapi Olimpiade tidak akan dimulai pada 24 Juli, setahu saya," kata anggota Komite Olimpiade Internasional Dick Pound, dilansir di ESPN, Selasa (24/3).
Komite Olimpiade Internasional telah memberikan waktu empat minggu untuk memutuskan masa depan Olimpiade musim panas ini. Tetapi Pound yang adalah anggota senior IOC mengatakan keputusan akan segera diumumkan.
"Itu akan datang secara bertahap. Kami akan menunda ini dan mulai berurusan dengan semua konsekuensi dari memindahkan acara ini, yang sangat besar," jelas Pound.
Kanada dan Australia telah mengumumkan keputusan mereka untuk mundur dari Olimpiade musim panas ini ketika Ketua Asosiasi Olimpiade Inggris, Hugh Robertson, mengatakan Inggris akan memutuskan hal yang sama.
"Kami tidak dapat melihat cara apa pun untuk melanjutkan karena semuanya sudah terbentuk. Saya memperkirakan kita akan segera bergabung dengan Kanada dan Australia (untuk tidak ikut)," jelas Robertson.