Rabu 25 Mar 2020 16:48 WIB

PBB: Sanksi untuk Iran Perlu Dievaluasi Saat Pandemi Corona

Penyebaran virus corona di Iran dikhawatirkan lebih parah karena sanksi.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Warga Teheran Iran melintasi jalanan kota menggunakan masker menyusul pandemi corona.
Foto: ABEDIN TAHERKENAREH/EPA EFE
Warga Teheran Iran melintasi jalanan kota menggunakan masker menyusul pandemi corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kepala hak asasi PBB, Michelle Bachelet menyerukan sanksi yang dijatuhkan kepada sejumlah negara, salah satunya Iran perlu dievalusi kembali dengan segera, menyusul pandemi virus corona jenis baru yang tengah terjadi. Ia mengatakan bahwa langkah ini diperlukan untuk menghindari masalah lebih luas. 

“Pada saat yang genting ini, baik untuk alasan kesehatan masyarakat global, dan untuk mendukung hak dan kehidupan jutaan orang di negara-negara ini, sanksi sektoral harus dikurangi atau ditangguhkan," ujar Bachelet dalam sebuah pernyataan, dilansir Israel National News, Rabu (25/3). 

Baca Juga

Bachelet mengatakan di tengah situasi pandemi global, sanksi dapat menghambat upaya medis yang dilakukan setiap negara seperti Iran. Hal itulah yang menurutnya meningkatkan risiko lebih besar kepada semua orang di dunia. Ia menambahkan bahwa pembebasan kemanusiaan untuk tindakan sanksi harus diberikan efek yang luas dan praktis, dengan otorisasi yang cepat dan fleksibel guna dapat memastikan adanya peralatan dan pasokan medis yang penting.

Pernyataan Bachelet datang setelah laporan yang menyebutkan jumlah kasus Covid-19 saat ini telah mendekati angka 400 ribu di seluruh dunia. Selain itu ada 17 ribu kematian yang dilaporkan secara global.