Rabu 25 Mar 2020 19:22 WIB

Ketum Demokrat Ucapkan Belasungkawa Wafatnya Ibunda Jokowi

Ketum Demokrat AHY ucapkan belasungkwa atas wafatnya ibunda Jokowi.

Presiden Joko Widodo (kanan) memeluk Ibunda Sujiatmi Notomiharjo (kiri).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo (kanan) memeluk Ibunda Sujiatmi Notomiharjo (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan belasungkawa atas wafatnya ibunda Presiden Joko Widodo, Sujiatmi Notomiharjo. Ibunda Jokowi meninggal dunia di Rumah Sakit Tentara (RST) Slamet Riyadi Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu, sekitar pukul 16.45 WIB.

"Innalillahi wainna illaihi rojiun. Turut berduka cita atas meninggalnya Ibu Sujiatmi Notomiharjo, ibunda dari Presiden @jokowi. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan," tulis AHY melalui akun Twitter Agus Yudhoyono yang dikutip di Jakarta, Rabu (25/3).

Baca Juga

Berdasarkan informasi yang disampaikan Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, ibu Presiden Jokowi yakni Sujiatmi Notomiharjo wafat di Solo pukul 16.45 WIB.

Presiden Jokowi dikabarkan telah tiba di Solo pada pukul 17.52 WIB. Sujiatmi lahir pada 15 Februari 1943 dan kemudian menikah dengan Widjiatno Notomihardjo dan memiliki empat orang anak.

Jokowi adalah anak pertama dari kedua pasangan suami-istri itu. Jokowi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 21 Juni 1961. Presiden Jokowi dikenal sangat dekat dengan ibundanya itu. Ia selalu meminta restu kepada sang ibu ketika akan berkompetisi dalam pilkada atau pun pilpres. Tidak ketinggalan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, meminta restu eyang putrinya saat ingin maju dalam Pilkada Solo.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement