REPUBLIKA.CO.ID, ROMA — Italia mencatat 662 kematian baru akibat virus corona Covid-19 pada Kamis (26/3). Hal itu membuat korban jiwa di sana menjadi 8.165 orang.
Berdasarkan data yang dirilis Departemen Perlindungan Sipil Italia, jumlah kasus infeksi Covid-19 bertambah delapan persen menjadi 62.013. Sementara itu, pasien yang sembuh mencapai 10.361 orang.
Lombardy tetap menjadi pusat wabah Covid-19 di Italia. Dari total 8.165 korban jiwa, 4.861 di antaranya berasal dari wilayah tersebut.
Gubernur Lombardy mengaku cemas melihat kasus infeksi Covid-19 yang tetap meningkat di tengah penerapan karantina wilayah atau lockdown. Ia khawatir ada langkah penanganan yang luput dilakukan untuk mencegah meluasnya penularan virus corona tipe baru tersebut.
"Saya cemas, mungkin kami melewatkan sesuatu,” ujarnya pada Kamis.
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte telah menjanjikan paket ekonomi sebesar 25 miliar euro yang dijadwalkan disetujui pada April mendatang. Menurutnya Eropa menghadapi risiko resesi yang parah setelah pandemi Covid-19. Langkah-langkah khusus diperlukan untuk menghindari hal tersebut.
Italia mulai diguncang wabah Covid-19 beberapa hari usai pertandingan Liga Champions, saat Atalanta melakoni laga bersejarah di babak 16 besar lawan Valencia pada 19 Februari. Ketika itu, Atalanta menggelar pertandingan di San Siro, di mana hampir sepertiga warga Bergamo melakukan perjalanan ke Milan.
Laman Business Today pada Kamis (26/3) mengabarkan, ada sekitar 2.500 fan Valencia yang melakukan perjalanan dari Spanyol ke Italia saat itu. Dua hari kemudian, Italia menemukan kasus pertama positif Covid-19 di Bergamo.
Para ahli pun menyimpulkan, pertandingan itulah yang membuat kota Bergamo jadi pusat pandemik corona. Pada titik itu, masifnya warga yang datang ke Milan itu seolah menjadi 'bom biologis'. Bahkan, hampir 35 persen tim Valencia dinyatakan positif Covid-19.