REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- IOC bersama 32 federasi olahraga internasional telah melakukan telekonferensi pada Kamis (26/3). Telekonferensi itu memutuskan untuk menghargai proses kualifikasi yang telah berlangsung.
"Thomas Bach (Presiden IOC) pertama-tama menjelaskan soal alasan dari penundaan Olimpiade, lalu dia mengatakan bahwa atlet yang telah lolos akan otomatis berlaga pada 2021," kata salah satu peserta telekonferensi.
"Salah satu pembahasannya adalah mengetahui kapan dan bagaimana menyusun proses kualifikasinya," tambahnya.
Tercatat sudah ada sekitar 57 persen dari total 11 ribu atlet yang lolos ketika IOC memutuskan menunda pesta olahraga empat tahunan itu ke tahun depan.
Sementara itu, 43 persen kuota tersisa masih akan terus dibahas oleh IOC dan seluruh federasi olahraga internasional.
Olimpiade 2020 Tokyo yang sedianya digelar pada 24 Juli hingga 9 Agustus resmi ditunda penyelenggaraannya setahun ke depan demi keselamatan para atlet, ofisial, dan semua orang yang terlibat di dalamnya di tengah pandemi global virus corona yang melanda negara-negara di dunia.
Pandemi virus corona sebelumnya juga telah membuat banyak turnamen kualifikasi harus dibatalkan.
Kondisi tersebut memunculkan pertanyaan soal kelanjutan proses kualifikasi, apakah akan terus berlanjut atau dihentikan sementara.
Jika mengacu pada jadwal normal, proses kualifikasi berakhir pada April-Juni. Namun dengan ditundanya Olimpiade hingga 2021, proses kualifikasi masih belum mendapat kejelasan.
Pembicaraan soal nasib sistem kualifikasi baru diperkirakan akan membuahkan hasil setelah empat pekan ke depan ketika IOC sudah menentukan tanggal pasti penyelenggaraan Olimpiade.