REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertagas akan melakukan uji coba komersial jaringan pipa gas dari Gresik ke Semarang. Proyek ini dikerjakan oleh PT Wijaya Karya dengan total investasi 250 juta dolar AS.
Manajer Komunikasi dan CSR Pertagas, Zainal Abidin, menjelaskan proyek pipa gas Gresik-Semarang merupakan pipa gas open access. Panjang jaringan pipa Gresik-Semarang 268 kilometer dengan diameter 28 inci. Jaringan pipa tersebut memiliki kapasitas pengaliran gas maksimal sebesar 400 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).
Ia menjelaskan jaringan pipa Gresik-Semarang memasok gas untuk PLTG Tambak Lorok milik PLN dan kawasan industri khususya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Jaringan pipa gas Gresik-Semarang nantinya mendapatkan pasokan gas dari Proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) milik PT Pertamina EP Cepu,” ujar Zainal, Kamis (19/3).
Pertagas memulai pembangunan pipa gas Gresik-Semarang pada 8 Oktober 2014 yang ditandai dengan kegiatan groundbreaking. Proses konstruksi proyek tersebut memakan waktu lima tahun.
Zainal juga menyebutkan, sepanjang 2019, Pertagas menuntaskan konstruksi dua pipa gas. Sebelum jaringan pipa Gresik-Semarang, perusahaan menuntaskan konstruksi jaringan pipa gas Duri-Dumai. Proses uji coba komersial dilakukan pada 14 April 2019 seiring dengan mengalirkan gas perdana (gas in) tahap II ke Refinery Unit II Dumai di Riau dengan kapasitas sebesar 22,7 mmscfd.
Pemanfaatan gas ini merupakan salah satu inisiatif strategis RU II Dumai untuk meningkatkan Gross Refinery Margin yang sejalan dengan estimasi 40 persen penghematan fuel cost. “Total nilai investasi Proyek Pipa Gas Duri – Dumai sebesar 70 juta dolar AS,” katanya.
Sebelumnya, pada 24 November 2018, Pertagas mengalirkan gas tahap I ke pelanggan rumah tangga, industri, dan komersial, yang berada di wilayah Dumai yang selama ini dikelola PGN.
Pipa Gas Duri-Dumai memiliki panjang 67 km dengan diameter pipa 24 inci. Titik awal terhubung di Duri Meter Station pipa Grissik-Duri (PT TGI) dan titik akhir di Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai. Gas yang dialirkan bersumber dari Blok Bentu (dioperasikan oleh PT Energi Mega Persada Tbk), Blok Corridor (dioperasikan oleh ConocoPhillips), dan Blok Jambi Merang (dioperasikan PT Pertamina Hulu Energi).
Kementerian ESDM memberikan penugasan kepada Pertamina dan PGN untuk membangun Pipa Gas Duri – Dumai melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 5975 K/12/MEM/2016 tanggal 27 Juni 2016. Penugasan tersebut ditindaklanjuti kedua pihak dengan penandatanganan kesepakatan awal (Head of Agreement/HoA) Pipa Duri-Dumai pada 9 Juni 2017.
Pada 27 Juli 2017, Pertamina mengalihkan HoA tersebut kepada Pertagas. Pada 10 November 2017, PGN dan Pertagas menandatangani Perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) Pembangunan Pipa Gas Duri-Dumai. Dalam kerja sama operasi itu PGN menguasai 40 persen hak kelola dan Pertagas sebesar 60 persen. Groundbreaking Proyek Pipa Gas Duri – Dumai pun dilakukan pada 13 November 2017.