REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mulai menjaring perhotelan yang bisa menjadi tempat tinggal sementara tenaga medis yang menangani pasien Covid-19. Langkah itu untuk memudahkan para dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya dalam situasi darurat saat ini sekaligus membantu iklim usaha industri perhotelan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, mengatakan, kerja sama oleh pemerintah pusat baru dilakukan dengan Accor Group di wilayah Jakarta. Terdapat 615 kamar yang disediakan untuk kebutuhan para tenaga medis dari empat rumah sakit rujukan Covid-19. Di antaranya RSCM, RSPAD Gatot Soebroto, RS Sulianti Saroso, serta RS Persahabatan.
"Dengan jumlah kamar itu, bisa menanggung akomodasi 1.100 tenaga medis dengan skema mix twin dan single room. Kemenparekraf membiayai biaya inap dengan harga di bawah pasar," kata Wishnutama di Jakarta, Sabtu (29/3).
Ia menjelaskan, teknis pemanfaatan akomodasi dan transportasi bagi tenaga medis itu nantinya akan berada di bawah koordinasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Lewat kerja sama itu, kata dia, pihak hotel akan mengikuti standar operasional dan prosedur (SOP) sesuai protokol dari Kementerian Kesehatan. Di antaranya, penyemprotan disinfektan secara rutin di pintu masuk hotel, kegiatan sanitasi, serta pengaturan jarak fisik di seluruh area hotel. Seluruh tenaga medis yang menginap dan karyawan hotel juga akan melewati beberapa tahap sebelum bisa memasuki gedung.
Wishnutama menuturkan, kerja sama tersebut merupakan tahap pertama. Pihaknya akan kembali membuka kerja sama dengan grup perhotelan sesuai dengan persyaratan yang harud dipenuhi. Khususnya yang berada di sekitar rumah sakit rujukan Covid-19 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Syarat lainnya, juga dipilih hotel yang tidak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap para karyawannya di saat situasi pandemi Covid-19 masih berlangsung," ujarnya.
Ia menyampaikan, langkah itu sebagai tindak lanjut Kemenparekraf dari Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 tentang pemfokusan ulang kegiatan, realokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa untuk percepatan penanganan Covid-19.
Hanya saja, Wishnutama tidak menjelaskan berapa besar anggaran Kemenparekraf yang digunakan untuk program kerja sama tersebut.
"Kerja sama ini tidak hanya sebagai upaya bersama penanganan Covid-19, tapi juga menjaga industri perhotelan yang menjadi bagian penting dalam industri pariwisata nasional," ujarnya.
Selain menggandeng Accor Group, ia menjelaskan, pemerintah juga telah menjalin kerja sama dengan Bluebird, Panorama, Antavaya, dan Whitehorse untuk menyediakan sarana transportasi bagi tenaga medis dan gugus tugas BNPB. Dengan begitu mobilitas para petugas yang berada di garda terdepat bisa lebih mudah.
Sebagaimana diketahui, sektor pariwisata menjadi salah satu yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan keterangan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) pada medio Maret 2020 terdapat penurunan okupansi secara nasional hingga 50 persen. Diprediksi, penurunan okupansi akan terus berlanjut hingga wabah Covid-19 di Indonesia mereda.
Kepala Gugus Tugas BNPB, Letjen TNI Doni Monardo, mengapresiasi langkah tersebut. Ia mengimbau agar seluruh unsur terkait untuk saat ini memperkuat kerja sama dan saling membantu. Termasuk, unsur yang berada di sektor pariwisata berbasis komunitas.
Diharapkan, pola kerja sama menggandeng perhotelan tidak hanya terjadi di Jakarta, namun juga hingga ke daerah-daerah lain yang terdapat pasien positif Covid-19. "Kita harus yakin kita bisa mengatasi ancaman virus ini selama kita disiplin, saling membangi, menolong, dan gotong royong melawan Covid-19," ujarnya.