Senin 30 Mar 2020 13:41 WIB

Pembalap Sepeda Indonesia Jaga Kebugaran dengan Naik Gunung

Pembalap sepeda Indonesia vakum mengikuti kejuaran karena wabah Covid-19

Pembalap sepeda Indonesia Jamalidin Novardianto (ilustrasi). Ferdi, panggilannyam mengisi kevakuman dengan naik gunung.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Pembalap sepeda Indonesia Jamalidin Novardianto (ilustrasi). Ferdi, panggilannyam mengisi kevakuman dengan naik gunung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditundanya beberapa kejuaraan balap sepeda nasional dan internasional karena merebaknya virus corona membuat atlet harus memutar strategi agar kebugaran terus terjaga seperti yang dilalukan Jamalidin Novardianto. Pembalap yang akrab dipanggil Ferdi ini mempunyai kiat tersendiri untuk tetap bugar sekaligus mengusir kejenuhan. Ia menyalurkan hobinya naik gunung dan camping.

"Memang hobi. Kamis kemarin (26/3) saya naik ke Gunung Pucung. Itu di dekat Taman Wisata Selecta Batu," kata pembalap yang saat ini pulang kampung ke Malang ketika dikonfirmasi dari Jakarta, Senin (30/3).

Di Gunung Pucung ternyata bukan pertama kali Ferdi camping. Pembalap dari PGN Road Cycling Team (PRCT) ini ternyata terbilang sering berolahraga alam itu meskipun lokasi yang dipilihnya masih sekitar tempat tinggalnya di Malang.

Sebelum ke Gunung Pucung, Ferdi ternyata sudah naik ke Gunung Arjuno yang berada di perbatasan Malang, Pasuruan dan Mojokerto dengan ketinggian 3.339 mdpl. Bagi seorang pembalap sepeda, apa yang dilakukan terbilang luar biasa.

Tidak hanya ke Gunung Arjuno. Juara nasional road race 2019 ini juga naik ke Gunung Buthak yang berada di Batu dengan ketinggian 2.868 mdpl. Pembalap yang belum lama mengakhiri masa lajang ini ternyata ingin mengulang camping bersama teman-temannya di Gunung Buthak.

"Rencananya memang mau ke Gunung Buthak lagi. Selain buat refreshing, camping juga saya buat untuk menjaga kebugaran," kata suami dari Astutik Setyo itu menambahkan.

Sebagai atlet yang gemar naik gunung, Ferdi ternyata mempunyai keinginan melakukan pendakian yang lebih tinggi dan sasarannya adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa yaitu Semeru.

"Target memang Gunung Semeru, tapi harus menunggu momen dan persiapan yang maksimal. Saat ini Semeru masih tutup," kata Ferdi dengan tersenyum.

Ferdi merupakan salah satu pembalap terbaik Indonesia yang saat ini tergabung di tim kontinental, PRCT. Jika tidak ada corona, ada beberapa kejuaraan internasional yang harus diikuti yaitu di Thailand, Sri Lanka dan China. Sedangkan level nasional ada LCC dan Tugu Muda Race di Semarang.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement