REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemerintah India belum memiliki rencana untuk memperpanjang lockdown, Senin (30/3). Sebelumnya, Perdana Menteri Narendra Modi memerintahkan 1,3 miliar orang di negara itu untuk tetap berada di dalam ruangan sampai 15 April.
Sekretaris Kabinet Rajiv Gauba mengatakan, tidak ada rencana untuk memperpanjang penutupan melebihi tiga minggu. Pernyataan itu menolak laporan bahwa kemungkinan penutupan di India akan berkepanjangan.
Perintah lockdown telah menyebabkan jutaan orang India yang miskin menganggur dan kelaparan. Setelah karantina wilayah berlaku sejak 25 Maret, India dihantam dengan migrasi pekerja yang memutuskan untuk pulang kampung. Ratusan ribu pekerja yang hidup dengan upah harian meninggalkan kota-kota besar seperti Delhi dan Mumbai dengan berjalan kaki ke rumah mereka di pedesaan, karena tidak punya makanan atau uang.
Pemerintah memerintahkan pihak berwenang di negara-negara bagian untuk menghentikan pekerja migran melakukan perpindahan pada Ahad. Untuk mengatasi itu, pemerintah memutuskan mendirikan tempat penampungan di jalan raya, tempat orang-orang yang akan pulang kampung bisa mendapatkan akses ke makanan dan air sampai lockdown selesai.
Meski memutuskan untuk tidak memperpanjang karantina, negara tetangga, Nepal, justru mengumumkan akan memperpanjang karantina hingga satu pekan mulai Selasa (31/3). Negara itu memiliki lima kasus virus dan tidak ada kematian. Sementara, India memiliki kasus corona hingga 1.071 kasus dengan 29 orang meninggal dunia.
"Jika lockdown tidak diperpanjang maka pergerakan orang akan meningkat yang menambah risiko lebih banyak kasus virus," kata ajudan Perdana Menteri K.P. Sharma Oli, Surya Thapa.