Rabu 01 Apr 2020 12:06 WIB

Pemkot Surabaya Klaim Masif Lakukan Tracing ODP Covid-19

Tracing dilakukan dengan cara melacak lokasi yang pernah dikunjungi pasien Covid-19

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Penanganan pasien terdampak virus corona
Foto: VOA
Penanganan pasien terdampak virus corona

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengakui masif melakukan tracing (pelacakan) warga yang pernah kontak langsung dengan pasien positif corona atau Covid-19. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Surabaya, Mira Novia mengatakan, tracing dilakukan dengan cara melacak lokasi-lokasi yang pernah dikunjungi pasien Covid-19, sejak 14 hari sebelum dinyatakan positif.

Mira mengaku, semua orang yang pernah kontak langsung dengan pasien Covid-19 juga dilakukan tracing dan pengecekan. “Dicek dia (pasien Covid-19) sebelum sakit 14 hari itu ke mana saja. Nanti misal dia (hanya) pergi ke kantor. Nah, di kantor itu (pegawai) akan dilakukan pengecekan,” kata Mira di Surabaya, Rabu (1/4).

Mora menjelaskan, apabila dalam satu kantor pasien tersebut ada lagi pegawai yang positif Covid-19, maka seluruh pegawai yang berada di kantor itu juga dilakukan tracing dan pemantauan selama 14 hari. Langkah ini diambil untuk mengetahui apakah masih ada lagi yang positif Covid-19 atau tidak.

Menurut Mira, meski pegawai yang berada dalam satu kantor pasien Covid-19 itu tidak mengalami gejala sakit, namun pihaknya tetap memasukkan mereka ke daftar (ODP) dan harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Selama 14 hari melakukan isolasi mandiri, tenaga kesehatan Puskesmas terus melakukan pemantauan kondisi kesehatan mereka.

“Misal di kantor ada satu yang positif, maka semua (pegawai) kantor ini diawasi. Jangan sampai satu di antara orang kantor ada yang sakit. Dicek terus diisolasi, walaupun dia tidak sakit, dia harus isolasi selama 14 hari,” kata Mira.

Mira menjelaskan, dalam tracing tersebut, tenaga kesehatan akan  bekerja sama dengan orang dalam pemantauan (ODP) itu. Mereka yang berstatus ODP diberikan pemahaman untuk meningkatkan kesadaran, baik terhadap kondisi kesehatannya sendiri maupun orang lain.

“Kita mengajarkan masyarakat aware, dia memantau kesehatannya sendiri demi dirinya dan orang lain, dia cek suhu tubuhnya sendiri, dan dilaporkan puskesmas,” ujar Mira.

Sedangkan tenaga kesehatan di Puskesmas, kata Mira, akan membuat grafik perkembangan suhu tubuh ODP tersebut. Hal ini dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan ODP dalam 14 hari ke depan.

“Secara periodik Puskesmas selalu turun ke rumah ODP itu. Kita pantau 14 hari. Jika dalam 14 hari baik-baik saja, maka dipastikan aman,” kata Mira.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement