Kamis 02 Apr 2020 01:10 WIB

Hotel Mewah Hingga Kamp, Lokasi Karantina Corona di Asia

Lokasi karantina warga untuk menekan corona memperlihatkan kesenjangan di Asia.

Red: Nur Aini
Warga dari luar negeri yang pulang ke Singapura ditempatkan di hotel mewah untuk karantina mencegah penyebaran virus corona. ilustrasi
Foto: Epa-EFE/How Hwee Ypung
Warga dari luar negeri yang pulang ke Singapura ditempatkan di hotel mewah untuk karantina mencegah penyebaran virus corona. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Fasilitas karantina di berbagai negara Asia memperlihatkan ketidaksetaraan dalam akses ruang di wilayah tersebut. Fasilitas karantina yang disediakan dari kamp yang padat hingga hotel mewah, di tengah upaya Asia berupaya memperlambat laju infeksi virus corona di antara warganya yang pulang dari luar negeri.

Menurut penghitungan Reuters, hampir 800.000 orang telah terinfeksi virus corona di seluruh dunia dan lebih dari 38.800 orang telah meninggal. Jutaan orang yang tinggal di daerah kumuh menjalani karantina wilayah di rumah-rumah sempit. Pemerintah Asia juga berusaha menampung puluhan ribu pengungsi yang harus dikarantina untuk membatasi infeksi, menggunakan kamp militer, bangsal rumah sakit, dan hotel.

Baca Juga

"Ketika pemerintah Singapura meminta warga Singapura dan penduduk untuk pulang, kami berpikir bahwa penduduk yang kembali akan membutuhkan akomodasi alternatif," kata Tan Shin Hui, direktur eksekutif Park Hotel Group, yang memungkinkan beberapa kamar hotel mereka digunakan untuk karantina.

"Untuk meminimalkan risiko kesehatan bagi orang yang mereka cintai, melakukan karantina selama 14 hari jauh dari mereka mungkin merupakan cara terbaik," katanya kepada Thomson Reuters Foundation, Rabu (1/4).