REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah kembali menyampaikan dukacita mendalam atas bertambahnya jumlah tenaga medis yang meninggal dunia akibat Covid-19. Pernyataan belasungkawa ini disampaikan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, sebelum memaparkan perkembangan terkini mengenai pasien terinfeksi virus corona, Jumat (3/4).
"Kita sangat prihatin. Rasa duka yang mendalam dan belasungkawa atas bertambahnya korban, baik dari masyarakat maupun tenaga medis yang menjadi ujung tombak dalam kaitan perawatan saudara-saudara kita yang menderita Covid-19. Di antara mereka ini ada guru-guru kita yang tanpa lelah menurunkan ilmunya," ujar Yurianto.
Yurianto juga menyampaikan, seluruh tenaga medis tersebut meninggal dunia saat menjalankan tugasnya merawat pasien-pasien Covid-19. Kejadian ini, menurut dia, menjadi sebuah keprihatinan sekaligus dorongan bagi pemerintah untuk memutus mata rantai penularan penyakit Covid-19.
"Kuncinya adalah pada bagaimana kita bisa berkontribusi nyata dalam memutus rantai penularan. Diawali dengan masing-masing individu, jaga stamina. Patuhi arahan pemerintah," ujarnya.
Sejauh ini sudah ada 12 dokter yang meninggal dunia akibat terpapar virus corona saat bertugas. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebelumnya mengatakan bahwa paparan dapat terjadi kepada tenaga medis akibat minimnya persediaan alat pelindung diri (APD) ditambah meningkatnya pasien penderita corona.
Kurangnya APD belakangan memang dikeluhkan oleh tenaga medis. Meski demikian, IDI mengimbau agar mereka terus berjuang membantu masyarakat karena kondisi mereka saat ini sangat membutuhkan yang jika dibiarkan berlarut dikhawatirkan akan menular hingga ke keluarga dekat.