Jumat 03 Apr 2020 16:54 WIB

Tips Aman Gunakan Zoom

Pengguna harus menghindari berbagi tautan atau ID rapat Zoom di web lain.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Salah satu aplikasi yang dijadikan andalan dalam video conference adalah Zoom Video Communications.
Foto: zoom
Salah satu aplikasi yang dijadikan andalan dalam video conference adalah Zoom Video Communications.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi untuk melakukan konfrensi daring, Zoom menjadi pilihan bagi banyak orang saat ini, di mana pandemi virus corona jenis baru (covid-19) terjadi. Banyak negara yang menetapkan lockdown dan social distancing (menjaga jarak sosial), sehingga hampir semua orang di seluruh dunia berada di rumah masing-masing. Mereka hanya bepergian untuk keperluan mendesak atau sangat penting.

Karena itu Zoom menemukan tempat dan langsung meraih popularitas dalam waktu singkat. Hanya dalam beberapa pekan terakhir, aplikasi ini mengalami lonjakan jumlah pengguna. Banyak instansi pemerintahan, serta perusahaan, hingga sekolah yang memanfaatkan layanan gratis ini untuk menyelenggarakan pertemuan virtual.

Baca Juga

Banyak pertanyaan muncul terkait keamanan Zoom. Apakah aplikasi ini secara keseluruhan tidak akan menimbulkan masalah bagi para penggunanya.

Dilansir The Independent, lonjakan besar dalam popularitas telah membawa tingkat pengawasan yang baru. Perusahaan aplikasi yang berbasis di Amerika Serikat (AS) ini bahkan harus menghadapi tuntutan hukum dan peringatan federal.

Dalam situs website Zoom, dikatakan bahwa keamanan merupakan prioritas tertinggi dalam operasi rangkaian produk serta layanan. Perusahaan aplikasi juga membanggakan Firewall compatibility, role-based user security (keamanan penggunan berbasis peran” dan end-to-end chat encryption.

Namun, begitu banyak ancaman keamanan aktual di dunia nyata. Sebuah laporan baru-baru ini oleh The Intercept mengatakan Zoom bersalah atas promosi yang menyesatkan, karena pada kenyataannya tidak ada end-to-end chat encryption tersedia di layanan aplikasi, yang bertujuan melindungi privasi pengguna selam konferensi melalui video dilakukan.

Investigasi terpisah menuding bahwa Zoom membocorkan informasi pribadi dari setidaknya ribuan pengguna. Termasuk diantaranya adalah membuka alamat email pribadi, seolah itu menjadi milik perusahaan yang sama. Ini tampaknya memungkinkan orang asing untuk memulai panggilan video menggunakan alamat email dan foto seseorang.

Zoom juga mengaku berbagi data pengguna dengan jejaring sosial Facebook melalui fitur login with Facebook, untuk pengguna iPhone dan iPad, namun saat ini telah dihentikan. Spesialis keamanan siber Jake Moore, yang bekerja untuk perusahaan antivirus ESET, merekomendasikan penggunaan platform video terenkripsi end-to-end lainnya untuk memastikan privasi.

“Untuk pertemuan bisnis dan ringan ini akan baik-baik saja selama pengguna menyadari data apa yang dibagikan oleh Zoom kepada pihak ketiga. Saya pasti tidak akan merekomendasikan menggunakan perangkat lunak gratis untuk pertemuan sensitif atau pribadi,” ujar Moore.

Hampir semua aplikasi dan layanan daring rentan dikompromikan melalui serangan seperti phishing, di mana informasi login diperoleh melalui situs web dan email yang sama. Sifat terbuka Zoom berarti sangat rentan terhadap jenis sabotase lainnya.

Salah satu metode serangan telah menjadi sangat luas sehingga telah menyebabkan istilah baru diciptakan, yaitu Zoom-bombing. Di sini, orang asing dapat bergabung dalam konferensi video dan membajak, dengan membagikan ambar-gambar porno, meneriakkan kata-kata kotor, atau mengeluarkan ancaman kepada orang-orang yang terlibat dalam panggilan itu.

Beberapa laporan telah diajukan ke Biro Investigasi Federal AS (FBI), diantaranya adalah insiden yang terjadi selama pelajaran sekolah dilakukan secara daring. Untuk mencegah hal itu terjadi, pengguna didesak untuk membuat pertemuan atau ruang kelas pribadi dan dilindungi kata sandi.

Pertanyaan yang diajukan, menurut beberapa ahli, bukanlah apakah Zoom dapat diretas, tetapi apakah layak bagi para penjahat cyber untuk menargetkannya. lia Kolochonko, pendiri dan CEO perusahaan keamanan web ImmuniWeb, mengatakan banyak kontroversi  seputar keamanan dan privasi Zoom, meskipun sangat jauh dari mendominasi kebanyakan risiko keamanan yang muncul,.

Beberapa pelaku yang membajak atau melakukan serangan siber akan mencegat komunikasi di Zoom. Bahkan lebih sedikit yang dinilai akan mengambil nilai dari dugaan berbagi data dengan Facebook.

Meskipun akan selalu ada risiko menggunakan aplikasi daring apapun, ada beberapa cara untuk memastikan tingkat keamanan yang maksimum dengan menyesuaikan pengaturan platform.

Untuk menghindari ‘Zoom-bombed’, pengguna harus menghindari berbagi tautan atau ID rapat di media sosial atau situs web publik lainnya.

Ini dilakukan oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson ketika membagikan tangkapan layar rapat kabinet virtualnya di jejaring sosial Twitter. Beruntung pertemuan daring itu dilindungi dengan kata sandi.

Seiring dengan penggunaan kata sandi rapat yang kuat, pengguna juga harus melakukan pengaturan ‘host only’ jika memungkinkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement