REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Dunia pendidikan saat ini menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya tantangan zaman. Di Era digital, dunia pendidikan harus mampu beradaptasi seiring dengan kemajuan teknologi.
Head of Asia Pacific Zoom Ricky Kapur mengatakan, lembaga pendidikan menghadapi tantangan saat mengadopsi teknologi yang efisien untuk belajar-mengajar. Ricky menegaskan pentingnya memperbarui pengalaman belajar-mengajar demi mendukung fleksibilitas.
"Kemajuan digital telah membuka jalan untuk proses belajar-mengajar masa depan yang mampu mengubah cara kita belajar, terhubung, dan berkembang," ujarnya dalam acara Zoom Education Summit Asia Pasifik, yang diselenggarakan oleh Zoom Video Communications, Inc, belum lama ini.
Ricky memberikan contoh, tata kelola kampus yang cerdas, keterlibatan pelajar yang bersifat omni-experience, dan ruang kerja kolaboratif yang saling terhubung. Masing-masing pelajar, tenaga pengajar, dan staf yang menjalankan proses belajar-mengajar secara hibrid memiliki kebutuhan berbeda. "Maka dari itu, lembaga pendidikan pun perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar-mengajar yang berbeda," ujarnya.
Hal ini termasuk merangkul semua individu, baik yang berada di dalam kampus, hadir secara daring maupun hibrid dan beradaptasi dengan berbagai jenis kelompok pelajar seperti seminar besar, kelompok kecil, dan sesi bimbingan 1:1.
Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memberikan pengalaman belajar-mengajar yang optimal, antara lain:
1. Pembelajaran
Tenaga pengajar harus mampu menciptakan pengalaman belajar-mengajar yang lebih kaya dan mendalam, tidak hanya berupa kelas campuran atau daring. Tidak hanya lewat tes tertulis, pengajar juga bisa menguji pemahaman pelajar akan materi yang diajarkan melalui proyek kolaboratif dan sistem pemungutan suara.
2. Terhubung
Komunikasi di luar kelas menjadi aspek yang sangat penting. Pelajar membutuhkan akses yang mudah ke pengajar mereka, dan mengetahui waktu konsultasi dengan pengajar yang tersedia. Pada saat yang sama, staf admin juga harus senantiasa terhubung dan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan lain, seperti orang tua dan alumni, melalui acara-acara yang diadakan.
3. Dukungan
Aspek "terhubung" dan "dukungan" saling melengkapi untuk menciptakan pengalaman belajar-mengajar yang ideal. Lembaga pendidikan harus berupaya memberikan para pelajar pengalaman belajar tanpa hambatan, mulai dari perekrutan dan pendaftaran hingga orientasi dan selama mereka berada di sekolah. Hal ini termasuk menanggapi pertanyaan umum dengan cepat dan efisien, atau dengan mudah merujuk pelajar bersangkutan ke departemen yang tepat saat diperlukan.
4. Bekerja produktif
Pemberdayaan anggota staf lembaga pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pengalaman belajar bagi para pelajar. Staf dapat memanfaatkan teknologi untuk bekerja lebih produktif, kolaboratif, dan menghindari terjadinya kehilangan informasi selama masa transisi. Dengan menyimpan semua informasi penting dalam satu wadah yang mudah diakses, proses kerja para staf akan menjadi lebih lancar. Platform virtual mampu menghubungkan ruang kelas dengan para pemateri ahli dari seluruh dunia untuk memaksimalkan proses berbagi ilmu.
Pada akhirnya, proses belajar-mengajar harus terus berkembang seiring dengan kebutuhan pelajar masa kini. Di era digital ini, para pelajar memprioritaskan kenyamanan dan kemudahan, serta ingin dilibatkan dalam ruang kelas serupa dengan interaksi digital bersama brand favorit mereka.
Untuk memenuhi tuntutan ini, para pengelola lembaga pendidikan harus mengevaluasi kembali cara mereka berkomunikasi dengan para pelajar. Mereka juga perlu memastikan bahwa institusinya tetap menarik bagi para calon pelajar untuk mendaftar, sambil terus mempelajari penggunaan berbagai aplikasi dan perangkat untuk transformasi digital.
Sebagai contoh, Wall Street English, lembaga belajar bahasa Inggris internasional untuk anak-anak dan orang dewasa, telah menggunakan Video Software Development Kit (SDK) dari Zoom, sehingga mereka dapat memberikan pengalaman belajar yang berkualitas bagi murid-muridnya yang tersebar di seluruh dunia, baik murid-murid yang belajar dari rumah maupun dari kelas tatap muka.