Sabtu 04 Apr 2020 09:29 WIB

Virus Corona Rusak Rantai Pasok Makanan

Petani terpaksa memberi makan ternaknya dengan selada dan stroberi.

Pandemi virus corona dinilai berdampak hingga merusak rantai pasok makanan.
Foto: AP Photo/Rich Pedroncelli
Pandemi virus corona dinilai berdampak hingga merusak rantai pasok makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pandemi virus corona dinilai berdampak hingga merusak rantai pasok makanan. Salah satu contoh yang terlihat seperti di distrik Satara merupakan wilayah subur di India barat.

Dikutip dari Reuters, Sabtu (4/4), di wilayah tersebut, para petani justru melakukan hal yang tidak lazim dengan memberikan makanan selada ke kerbau dan stroberi kepada sapi. Petani India, Anil Salunkhe mengaku melakukan hal tersebut karena turis lokal yang biasanya memakannya saat ini tidak ada. Begitu juga sudah tidak adanya lagi pedagang buah di jalan-jalan kota metropolitan terdekat Mumbai.

Baca Juga

“Tidak ada yang mau membeli stroberi karena dikunci," kata Salunkhe.

Selain itu, di Desa Bhuinj, petani Prabhakar Bhosale memberi makan selada ke kerbau dan memungkinkan penduduk desa mengambil lebih banyak untuk ternak mereka sendiri. Hotel dan restoran yang biasanya membeli selada ditutup.

Fenomena memberi makan tanaman petani kepada hewan atau membiarkannya rusak bukanlah sebuah hadiah. Para petani lain bahkan melakukan hal tersebut dengan membuang banyak buah anggur segar ke truk dengan timbunan kompos.

Hal tersebut terjadi karena tidak bisa menjual produk pertanian kepada konsumen dibatasinya mobilitas untuk menghentikan penyebaran virus corona. Seperti halnya di belahan dunia lain, India juga melakukan pembatasan pergerakan penduduk yang pada akhirnya mendatangkan malapetaka pada pertanian dan rantai pasokan makanan.

Di seluruh dunia, jutaan pekerja tidak bisa lagi pergi ke ladang untuk panen dan bercocok tanam. Kapasitas angkutan udara untuk produk segar juga anjlok dan juga muncul permasalahan wadah makanan karena berasal dari China.

Sementara itu, kurangnya buruh migran Meksiko di Florida mengakibatkan petani semangka dan blueberry menghadapi permasalahan. Kekurangan pekerja  serupa di Eropa juga terjadi yang berarti pertanian sayuran juga terdampak.

Guncangan produksi dan distribusi makanan yang meluas seperti hal tersebut dinilai cukup menggambarkan pandemi corona tanpa batas. Dampak virus corona terus mencekik ekonomi di seluruh dunia dan bahkan merusak pasar bisnis dan konsumen yang paling penting.

Ekonom senior Organisasi Pangan dan Pertanian PBB Abdolreza Abbassian mengatakan dampak potensial gangguan penanaman dan panen paling akut di negara-negara miskin dengan populasi besar. Dia menuturkan India yang merupakan negara dengan populasi terpadat kedua di dunia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap gangguan tersebut saat pandemi corona berlangsung.

Masalah pasokan di satu tempat diprediksi akan cepat dirasakan di bagian dunia lainnya. Seperti di Kanada, impor sayuran khas India seperti bawang, okra, dan terong anjlok 80 persen dalam dua pekan terakhir.

Presiden Orbit Brokers Clay Castelino mengatakan hal tersebut terjadi karena ruang kargo udara berkurang. Castelino memperkirakan penurunan tajam berart menbuat makanan justru terbuang sia-sia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement