Ahad 05 Apr 2020 12:13 WIB

Angka Pemakaman di Jakarta Melonjak, Terkait Corona?

Reuters mencatat, hampir 4.400 proses pemakaman terjadi pada Maret 2020.

Petugas menurunkan peti jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Senin (30/3).
Foto: MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO
Petugas menurunkan peti jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Senin (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah pemakaman di DKI Jakarta meningkat tajam pada bulan Maret 2020, yang menunjukkan perkembangan akibat kematian virus corona atau Covid-19 mungkin lebih tinggi daripada yang dilaporkan secara resmi oleh pemerintah. Anggapan itu juga sesuai dengan pendapat Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan beberapa ahli kesehatan yang mencurigai jumlah infeksi dan kematian warga akibat corona lebih tinggi daripada yang dilaporkan. Penyebabnya, jumlah tes yang termasuk terendah di dunia membuat orang positif corona angkanya masih lebih rendah daripada kenyataan di lapangan.

Reuters mencatat, hampir 4.400 proses pemakaman terjadi pada bulan Maret 2020 atau 40 persen lebih tinggi dibanding bulan apa pun sejak Januari 2018. Berdasarkan tinjauan dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota DKI, angka penguburan tertinggi kedua selama periode itu terjadi pada Maret 2019, saat hampir 3.100 orang dimakamkan.

Hingga Kamis (2/4), DKI Jakarta telah menjadi pusat infeksi virus corona di Indonesia. Terhitung 971 orang positif corona dan tingkat kematian mencapai 90 orang atau kira-kira setengah dari total pasien seluruh Indonesia. (Data terbaru pada 4 April, pasien positif corona di DKI mencapai 1.028 orang).

Angka pemakaman yang melonjak dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta memang tidak mengidentifikasi penyebab kematian seluruhnya. Namun, belakangan ini tidak ada epidemi baru yang dilaporkan di Jakarta selama periode tersebut dan juga tidak ada bencana alam besar.

Gubernur Anies merasa terganggu dengan data statistik yang dilaporkan Dinas Pertamanan dan Pemakanan Kota DKI itu yang melonjak dibandingkan bulan sebelumnya. "Saya harap untuk menemukan alasan selain kematian akibat Covid-19 yang tidak dilaporkan," kata Anies.

Seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak menanggapi panggilan telepon dan pesan yang meminta komentar tentang statistik pemakaman di DKI. Seorang juru bicara Presiden Joko Widodo juga tidak menanggapi permintaan komentar yang dilakukan Reuters.

Indonesia hanya melakukan tes kepada 7.621 orang, padahal negara ini berpenduduk lebih 260 juta orang. Hingga Jumat, Kemenkes melaporkan jumlah total infeksi corona di Indonesia adalah 1.986 pasien (data Sabtu sebanyak 2.094 orang positif corona). Jumlah kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 181 orang (data terbaru 191 orang) meninggal. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai yang terbesar di Asia selain China.

Dalam wawancara, juru bicara gugus tugas penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, membela sistem pelaporan dan pengujian yang dilakukan Kemenkes. Dia mengatakan, pemerintah pusat merilis data dari hasil laboratorium yang menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) yang akurat. Namun, Yuri tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari melonjaknya angka pemakaman di Jakarta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement