Senin 06 Apr 2020 06:44 WIB

Kasus Covid-19 Turun, Italia Pikirkan Pelonggaran Karantina

Italia mempersiapkan lima poin rencana saat kembali membuka bisnis secara bertahap.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Friska Yolandha
Dua orang biarawati menggunakan masker wajah berjalan di lingkungan di Roma Italia, Ahad (29/3). Italia mempersiapkan lima poin rencana saat kembali membuka bisnis secara bertahap
Foto: Andrew Medichini/AP
Dua orang biarawati menggunakan masker wajah berjalan di lingkungan di Roma Italia, Ahad (29/3). Italia mempersiapkan lima poin rencana saat kembali membuka bisnis secara bertahap

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Kebijakan karantina negara Italia akibat pandemi corona memang menjadi pukulan sangat besar terhadap ekonomi Italia. Salah satu lobby bisnis besar negara itu, Confindustria memperkirakan produksi tahun ini akan menyusut enam persen jika karantina tetap dilakukan sampai akhir Mei.

Confindustria meyakini, setiap pekan penambahan waktu karantina negara akan memotong 0,75 persen dari total output Italia (yang merupakan jumlah output terbesar ketiga Uni Eropa tahun lalu). Pemerintah Conte mengumumkan langkah-langkah bantuan darurat baru, bagi pengusaha kecil dan para keluarga dengan memperluas program 25 miliar euro (27 miliar dolar AS) yang diluncurkan bulan lalu.

Baca Juga

Percobaan pelonggaran aturan karantina yang akan dilakukan Italia belum berani dilakukan oleh negara Barat lainnya sejak virus ini menyebar dari China ke Eropa pada Februari 2020 lalu. Meskipun demikian, pejabat kesehatan Italia juga tetap sangat berhati-hati karena mereka tahu jumlah korban meninggal kebanyakan juga karena isolasi diri sendiri di rumah.

Media Italia pada Ahad lalu memberitakan bahwa pemerintah Conte sedang mempersiapkan lima poin rencana yang akan kembali membuka bisnis secara bertahap, dan memberlakukan banyak physical distancing dalam beberapa waktu.

Harian Corriere della Sera mengatakan, rencana poin pertama adalah masyarakat Italia akan dipersilahkan untuk kembali bekerja, tetapi dengan memakai masker wajah dan diharuskan untuk tetap berjarak dua meter di tempat umum manapun.

Kedua, siapapun yang menunjukkan gejala covid-19 sekecil apapun, harus segera dilaporkan ke otoritas kesehatan dan diisolasi selama dua pekan. Ketiga, pemerintah Conte juga berencana untuk mengamankan puluhan ribu alat tes darah bersertifikat.

Hal itu dilakukan untuk melihat berapa banyak orang yang telah memiliki antibodi baik untuk mampu melawan virus ini. Mereka yang memiliki antibodi baik, mungkin memiliki kekebalan yang baik pula dan diizinkan untuk bekerja.

Tetapi Italia tidak memiliki kit bersertifikat saat ini dan kapan akan tersedianya masih belum diketahui. Belum jelas juga apakah orang dengan antibodi baik ini masih dapat menyebarkan penyakit atau tidak.

Keempat, Italia juga dilaporkan berencana membangun lebih banyak rumah sakit khusus virus corona di seluruh negeri. Dan rencana poin terakhir adalah, pemerintah akan menggunakan aplikasi telepon khusus untuk memperkuat penelusuran kontrak. Tapi tindakan ini merupakan tindakan kontroversial yang telah dicoba di negara-negara seperti Korea Selatan dan Israel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement