REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah pandemi Covid-19, daging menjadi salah satu bahan makanan yang sering di stok dengan dibekukan dalam freezer. Namun sayangnya, masih banyak masyarakat yang tidak tahu cara membekukan daging dengan benar, sehingga kerap mengalami freezer burn.
Apa itu freezer burn? Menurut Chef Amerika sekaligus penulis buku The Food Lab, Kenji López-Alt, freezer burn yaitu keadaan dimana munculnya bintik-bintik es atau kristal pada daging yang dibekukan. Freezer burn disebabkan oleh proses penyubliman es menjadi uap air.
Biasanya, ketika es berubah menjadi uap, es itu meleleh menjadi air terlebih dahulu. Sublimasi adalah ketika es berubah langsung menjadi uap air, melewatkan fase air sehingga menyebabkan freezer burn.
"Kalau sudah mengalami freezer burn, potongan daging itu akan kering, kurang enak juga untuk dimasak," kata Kenji dilansir Popular Science, Senin (6/4).
Lalu bagaimana agar tidak terjadi freezer burn? Menurut Kenzi, membungkus daging dengan plastik dapat membantu mencegah freezer burn. Masalahnya, sebagian besar bungkus plastik rumah tangga dapat ditembus oleh uap udara dan air, bahkan dengan beberapa lapis bungkus plastik pun dapat memicu freezer burn.
Solusinya, kita bisa menggunakan plastik vacum sealer yang lebih tebal. Cara kedua, daging bisa dibungkus plastik kemudian lapisi lagi dengan aluminium foil. Meski memang, bungkus foil lebih berpotensi robek atau tertusuk dengan mudah.
Selama ini, Kenzi selalu berhasil membungkus daging dengan erat dalam bungkus freezer berkualitas dan kemudian membungkusnya lagi dengan kertas daging. Namun ia mengaku akan mencoba bereksperimen membekukan daging dengan foil.
"Saya masih sedikit skeptis tentang metode ini (menggunakan alumunium foil), tetapi saya pasti akan mencobanya dengan beberapa daging rusa tahun ini," jelas Kenzi.
Setelah mengetahui cara yang benar dalam membungkus daging, maka kita tidak perlu khawatir dengan kualitas rasa daging yang dibekukan.