REPUBLIKA.CO.ID, Dalam salah satu kajiannya di Masjid Al Ihsan, PTM Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu,Ustaz Adi Hidayat membahas mengenai ayat ihdhinasshirathal mustaqim di dalam Alfatihah.
Secara tekstual, ayat keenam dari QS Alfatihah itu berarti 'tunjukkan kami jalan yang lurus'. Menurut Ustaz Adi, terjemahan itu bisa diterima jika sebatas tekstual. Namun, akan berbeda dengan tafsir apa yang dimaksud kalimat asalnya.
Ustaz Adi membagi ayat ini menjadi dua bagian. Pertama yakni ihdhina. Di dalam bahasa Arab, kalimat ini merupakan fi'il 'amr. Secara bahasa, fi'il 'amr dibagi menjadi dua, yakni permohonan dari bawahan untuk atasan. Sifatnya perintah untuk dikerjakan. "Dari Allah ke kita itu artinya perintah," kata dia.
Berikutnya fungsi sebagai permohonan. Ini merupakan fungsi sebaliknya yakni dari kita ke Allah. Sifatnya permohonan. Fungsi kedua ini yang dimaksud dalam kalimat ihdhina dalam surah Alfatihah.
Lebih lanjut, Ustaz Adi menjelaskan, ihdhina berasal dari kata hidayah. Jamaknya disebut hudan. Menurut dia, hidayah tak sebatas mengandung satu makna. "Maknanya bisa satu, dua, tiga, atau empat. Kalau semua (hidayah) dikumpulkan, maka menjadi jamak dan disebut dengan hudan," tutur dia.
Dia menjelaskan, Allah SWT menerangkan kepada seluruh hamba-Nya, permohonan utama seorang hamba adalah hidayah. Hidayah itu akan mengantarkan hamba kepada tingkat tertinggi dalam kehidupan.
Secara bahasa, hidayah memiliki beberapa makna. Pertama yakni al-irsyad. Irsyad adalah petunjuk yang bisa membedakan secara matang dengan nalar mana yang baik dan buruk. Ustaz Adi mencontohkan, seorang anak bisa mengelola uang sendiri kalau sudah rusydun. Dia sudah bisa membedakan mana yang baik dan tidak. "Kemampuan membedakan sesuatu dan menempatkan dengan benar namanya irsyad," ujar dia.
Berikutnya yakni adh-dhilalah. Maknanya yakni bimbingan Allah lewat hati dengan lembut. Bisa juga diartikan mengajak kita untuk sampai kepada kebenaran. "Contohnya suara azan. Standar kalau enggak ada bisikan, enggak ada hidayah. Atau mengarahkan kita untuk berpaling dari maksiat."
Hidayah juga dimaknai sebagai semua bentuk kebajikan yang diharapkan: kesuksesan, kebahagiaan, hingga rumah tangga tenang. Tidak hanya itu, hidayah pun bisa dimaknai dari sumbernya. Sumber hidayah yakni Allah, Alquran, dan Rasulullah SAW.