Selasa 07 Apr 2020 22:29 WIB

Dr Tirta: Penderita Covid-19 Bukan Aib!

dr Tirta meminta masyarakat untuk tidak menjauhi tenaga medis maupun pasien Covid-19

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Akbar
Pengusaha muda, dr Tirta Mandira Hudhi
Foto: dokpri
Pengusaha muda, dr Tirta Mandira Hudhi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Influencer, Tirta Mandira Hudhi atau dr Tirta, meminta masyarakat untuk tidak menjauhi tenaga medis maupun pasien Covid-19. Termasuk, tidak memberikan label atau stigma negatif di tengah masyarakat kepada mereka.

"Jangan ada stigma negatif kepada tenaga kesehatan ataupun pasien Covid-19 karena orang kena Covid-19 itu bukan aib," kata Tirta dalam diskusi secara daring bertajuk 'Bagaimana Bereaksi Sosial Lewat Sosial Media’, Selasa (7/4).

Diskusi digelar Satgas Covid-19 UGM dan Tim HPU UGM dalam rangka peningkatan keterampilan edukasi dan aksi sosial secara daring dalam penanganan Covid-19. Tirta menegaskan, yang seharusnya dijauhi virusnya bukan orangnya.

Dalam menghadapi fenomena ini, Tirta menekankan, relawan memiliki peran yang penting guna meluruskan stigma negatif yang berkembang. Ia menilai, relawan memegang peran strategis dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Salah satunya, dengan mengedukasi masyarakat dengan informasi yang benar dan tepat seputar Covid-19 mulai pengertian, cara penularan dan cara pencegahan. Jadi, relawan medis maupun relawan nonmedis harus sama-sama berjuang.

"Relawan medis berjuang langsung dengan pasien dan relawan nonmedis berjuang di belakang dengan edukasi dan prevensi," ujar alumni FKKMK UGM tersebut.

Saat mengedukasi, ia berharap relawan dapat memahmi karakteristik masyarakat terlebih dulu. Misal, memakai bahasa tidak terlalu formal ketika berhadapan dengan masyarakat menengah bawah seperti di terminal, pasar, dan lain-lain.

Hal tersebut berbeda saat berhadapan dengan masyarakat menegah ke atas yang bisa disampaikan lebih formal. Bahkan, untuk masyarakat menengah ke atas ia merasa bisa dilakukan cuma lewat media-media sosial seperti Instagram.

"Kalau kelas menegah ke bawah harus didatengin dan diajari langsung, ada contoh seperti cara cuci tangan yang benar, pakai masker, cara batuk dan lainnya," kata Tirta.

Tirta menyampaikan, saat mengedukasi relawan harus bekerja berdasarkan dari sumber terpercaya seperti WHO, CDC, Kemenkes dan Dinkes. Edukasi yang bisa dilakukan antara lain terkait pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Lalu, physical distancing dan social distancing, hindari stigmatisasi kepada tenaga kesehatan dan pasien Covid-19, tidak mudik dan lain-lain. Tirta menegaskan, rumus hadapi Covid-19 tidak takut, tapi waspada.

"Tidak meremehkan, tapi tenang," ujar Tirta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement