Rabu 08 Apr 2020 10:57 WIB

Sebanyak 13 Pasien Covid-19 di Jabar Dinyatakan Sembuh

Ada 13 pasien covid-19 di Jabar yang sembuh.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Hafil
Sebanyak 13 Pasien Covid-19 di Jabar Dinyatakan Sembuh. Foto: Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Sebanyak 13 Pasien Covid-19 di Jabar Dinyatakan Sembuh. Foto: Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) COVID-19 Jawa Barat, Daud Achmad menyatakan, dua pasien positif COVID-19 dinyatakan sembuh. Dengan begitu, total pasien sembuh COVID-19 di Jabar menjadi 13 pasien per Selasa (7/4) pukul 15:00 WIB.

Daud mengatakan,  jumlah pasien positif COVID-19 sebanyak 263 orang, meninggal dunia 29 orang. Sementara jumlah PDP 1.719, selesai pengawasan 522 orang, dan pasien masih dalam pengawasan sebanyak 1.197 orang. Untuk ODP sebanyak 29.935 orang, selesai pemantauan sebanyak 6.875 orang, dan orang masih dalam pemantauan sebanyak 23.060 orang.

Baca Juga

Menurut Daud, pada Selasa (7/4), Pemda Provinsi Jabar melaksanakan rapid diagnostic test atau RDT COVID-19 bagi ulama, kiai, ustaz, dan ustazah, di Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya.

"Sebanyak 370 pemuka agama dari kedua kabupaten tersebut dites karena memiliki interaksi sosial tinggi dan rawan terinfeksi COVID-19," ujar Daud kepada wartawan, Rabu (8/4).

Sebelumnya, Pemda Provinsi Jabar telah mendistribusikan alat RDT sebanyak 63.120 dengan laporan yang masuk sebanyak 21.646. Hasilnya, sebanyak 826 orang dinyatakan positif COVID-19, yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan tes swab.

“Hari ini dilakukan rapid test di pesantren di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis yang hari ini masih berjalan, sehingga laporannya belum masuk,” katanya.

Daud menegaskan, pelaksanaan RDT COVID-19 secara masif bertujuan untuk memetakan persebaran dan memutus mata rantai penyebaran. Hasil tes masif akan menjadi landasan Pemda Provinsi Jabar dalam mengambil keputusan.

Rapid test, kata dia, dilakukan untuk memperoleh peta persebaran, peta persebaran positif di mana, nanti ada yang daerah zona merah, zona kuning, zona hijau. Berdasarkan pemetaan ini maka Pemprov Jabar akan melakukan evaluasi apa yang perlu dilakukan.

“Saya kira ini hal konkret yang akan dilakukan, tentunya tidak terlepas koordinasi dari gugus tugas tingkat provinsi dengan kabupaten/kota,” katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement