REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Google melarang karyawannya memakai aplikasi obrolan video Zoom. Keputusan itu diambil karena masalah keamanan dan privasi tentang cara kerja aplikasi itu.
Dilansir melalui independent.co.uk, kamis (9/4), Google menjadi perusahaan besar terbaru yang berhenti menggunakan aplikasi itu. Meskipun popularitasnya sedang melonjak di tengah pandemi virus Covid-19, banyak pengguna melaporkan adanya kegagalan keamanan dan privasi aplikasi.
"Baru-baru ini tim keamanan kami memberi tahu karyawan menggunakan Zoom Dekstop Client itu tidak lagi berjalan di komputer perusahaan, karena tidak memenuhi standar kemanan kami untuk aplikasi yang digunakan karyawan kami,” kata juru bicara Google.
Staf masih dapat mengakses aplikasi melalui seluler dan browser. Namun, staf tidak dapat menginstal aplikasi tersebut pada desktop.
Sebelumnya, Zoom dikritik karena membocorkan informasi penggunanya. Pasalnya, mudah bagi orang untuk terlibat dalam zoombombing sehingga mengacaukan rapat.
Bahkan, tidak melakukan enkripsi percakapan agar tetap pribadi dan aman. Perusahaan telah berkomitmen menghentikan semua pekerjaan pada fitur-fitur baru dan fokus pada keamanannya, setelah sejumlah masalah tersebut.
Google memiliki Zoom versi sendiri, yakni dalam bentuk Google Mett. Namun, aplikasi itu belum diluncurkan, serta tidak memiliki fitur semudah menggunakan Zoom.