Senin 13 Apr 2020 09:19 WIB

IKM Kuliner Sulit Dapat Bahan Baku

Pada akhirnya, pelaku IKM menjual secara obral stok yang ada.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Sejumlah orang menikmati pecel di kawasan pasar Bringharjo, Yogyakarta. Pelaku industri kecil dan menengah (IKM) kesulitan mendapatkan bahan baku di tengah pandemi Covid-19.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah orang menikmati pecel di kawasan pasar Bringharjo, Yogyakarta. Pelaku industri kecil dan menengah (IKM) kesulitan mendapatkan bahan baku di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, Industri Kecil dan Menengah (IKM) sektor makanan sedang membutuhkan dukungan pasokan bahan baku agar bisa terus beroperasi. Sebab, pandemi Covid-19 berdampak sangat besar bagi para pelaku usaha di dunia, termasuk di Indonesia.

"Data yang kami terima, pasokan bahan baku IKM makanan sulit didapat. Harganya pun saat ini naik," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id pada Senin, (13/4).

Baca Juga

Adapun beberapa harga bahan baku yang melonjak tersebut di antaranya kedelai dari harga Rp 6.700 menjadi Rp 8.500 per kg. Saat ini kedelai masih mudah ditemui di Jawa, tapi di luar Jawa, seperti Sulawesi, kedelai mulai sulit dicari.

Begitu juga gula pasir. Harganya naik dari Rp 12.500 per kg menjadi Rp 18 ribu per kg. Bahkan di Kota Palu menembus Rp 21 ribu per kg.

"Ada pembatasan pembelian gula pasir maksimal 3 kg. Jika ingin membeli kemasan bulk besar, harus di distributor dan dalam jumlah yang besar sekali," ungkap dia.

Meroketnya harga, lanjut Gati, terjadi pula pada bahan baku gula rafinasi, dari Rp 9.000 menjadi Rp 11 ribu. Harga buah-buahan pun meningkat sekitar 20 persen. Harga bahan baku susu segar naik dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter.

Harga jahe merah turut naik hingga melebihi 100 persen, dari Rp 35 ribu per kg menjadi Rp 70 ribu per kg. Di Kota Palu, harga komoditas tersebut mencapai Rp 130 ribu per kg.

Bawang putih juga mengalami kenaikan harga signifikan. Sebelumnya harga bawang putih sebesar Rp 35 ribu per kg, kini seharga Rp 55 ribu per kg.

Pasar ekspor, kata Gati, turut mengalami hambatan, karena diberlakukannya karantina wilayah atau lockdown. "Misalnya ekspor bawang goreng Monita dari Kabupaten Kuningan, Jawa Barat ke Arab Saudi," ujar Gati.

Gati menyebutkan, IKM makanan juga mengalami penurunan omset hingga 50 persen. Bahkan terdapat IKM yang penjualannya menurun hingga 90 persen. 

Pada akhirnya, mereka menjual secara obral stok yang ada. Tujuannya agar tidak menumpuk di gudang sekaligus supaya mendapat pemasukan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement