Sabtu 18 Apr 2020 04:47 WIB

Pertama Kali, Ilmuwan Temukan Bintang Mengitari Lubang Hitam

Bintang mengitari lubang hitam buktikan teori relativitas Einstein.

Rep: Febryan A/ Red: Dwi Murdaningsih
Lubang Hitam.
Lubang Hitam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya, para astronom mengamati sebuah bintang yang mengorbit sebuah lubang hitam di pusat galaksi Bima Sakti. Hasilnya, ternyata sang bintang menari mengitarinya. Hal ini menjadi pembuktian teori relativitas umum Albert Einstein.

Studi ini dipublikasikan pada Kamis (16/4) di jurnal Astronomy & Astrophysics. Pengamatan bintang dilakukan oleh para astronom menggunakan European Southern Observatory's Very Large Telescope di Gurun Atacama, Chile. Mereka melihat bahwa orbit bintang itu berbentuk seperti roset (susunan daun yang melingkar dan rapat berimpitan).

Baca Juga

Dalam pengamatan ini, ilmuwan mengamati bintang yang dikenal dengan S2. Bintang ini mengitari lubang hitam Sagitarius A di pusat galaksi Bima Sakti. Terobosan pengamatan ini memperkuat bukti bahwa Sagitarius A merupakan lubang hitam supermasif sebesar 4 juta kali massa matahari.

Sagitarius A adalah lubang hitam supermasif di pusat galaksi kita. Jaraknya 26.000 tahun cahaya dari matahari. Tata surya berada di tepi salah satu lengan spiral besar Bimasakti.

Bintang berada paling dekat dengan lubang hitam dalam jarak 20 miliar kilometer. Ketika mendekati lubang hitam, bintang itu bergerak dengan 3 persen kecepatan cahaya.

"Setelah mengikuti bintang di orbitnya selama lebih dari dua setengah dekade, pengukuran kami dengan kuat mendeteksi presesi S2 Schwarzschild di jalurnya di sekitar Sagittarius A," kata Stefan Gillessen, yang memimpin analisis pengukuran di Institut Max Planck, dilansir dari CNN.

Teori gravitasi Isaac Newton menyatakan bahwa orbit akan terlihat seperti elips, tetapi apa yang dilihat astronom ini tidaklah demikian. Bentuk roset, bagaimanapun, lebih mendukung teori relativitas Einstein.

"Relativitas umum Einstein memprediksikan bahwa orbit yang terikat dari satu objek di sekitar yang lain tidak tertutup, seperti pada gravitasi Newton, tetapi maju ke depan dalam bidang gerak," kata Reinhard Genzel, direktur di Institut Max Planck untuk Fisika Extraterrestrial di Garching, Jerman.

Genzel juga memimpin program yang menunjukkan hasil ini. Inisiatif ini berupaya untuk meningkatkan presisi pengukuran selama periode 30 tahun.

"Efek terkenal ini - pertama kali terlihat di orbit planet Merkurius di sekitar Matahari - adalah bukti pertama yang mendukung relativitas umum," kata Genzel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement