REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Bek sayap kiri Real Madrid Roberto Carlos mengenang saat-saat paling menyenangkan dalam kariernya sebagai pemain Los Blancos. Satu pengalaman menarik dan unik yang tak bisa ia lupakan adalah momen menjelang laga final Liga Champions 1997/ 1998.
Madrid menghadapi Juventus pada partai final di Amsterdam Arena, Belanda. Tapi tepat sehari sebelum laga puncak tersebut, Carlos dan beberapa pemain Madrid tidak bisa tidur nyenyak.
Carlos, Davor Suker, dan Fernando Morientes memilih duduk di lobi hotel hingga dini hari. Mereka ngobrol dan membayangkan bagaimana partai final melawan Juventus akan berlangsung.
"Kami tidak takut, kami hanya sangat menghormati Juventus," kata Carlos dikutip dari AS, Sabtu (18/4).
Pemilik nomor punggung 3 di Santiago Bernabeu mengakui Nyonya Tua memiliki banyak peluang. Tetapi Madrid pada akhirnya berhasil memaksimalkan peluang dan mencetak gol semata wayang lewat Predrag Mijatovic pada menit ke-66. Los Blancos mampu bertahan dengan baik dari gempuran Juventus sambil terus menghadirkan ancaman kepada Nyonya Tua.
"Kami memenangkan pertandingan itu tidak hanya dengan kualitas kami, tetapi dengan motivasi kami. Kami menginginkan lebih dari mereka," kata pemenang Piala Dunia 2002 bersama timnas Brasil.
Roberto Carlos bergabung dengan Real Madrid pada musim panas 1996. Ia didatangkan dari klub Italia Inter Milan oleh mendiang presiden Lorenzo Sanz, yang baru saja tutup usia karena terserang Covid-19.
Selama 11 musim bersama Los Merengues, Carlos memainkan laga terakhirnya pada Juni 2007. Sejauh itu ia telah menyumbangkan empat tital La Liga, tiga Super Copa Espana, tiga trofi Liga Champions, dan satu gelar UEFA Super Cup.
"Saya merasa bangga menjadi bagian dari tim Los Galacticos (Madrid). Saya tidak akan pernah melupakan malam itu (memenangkan La Septima atau gelar ketujuh Liga Champions). Setelah itu kami menuju Plaza de Cibeles. Jalan-jalan dipenuhi ratusan ribu orang, mengenakan kemeja putih dan syal, bernyanyi dan merayakan," kata dia.