Senin 20 Apr 2020 08:29 WIB

Angka Pengangguran Eropa Diproyeksi Meningkat Akibat Wabah

Tingkat pengangguran bisa naik hingga 11,2 persen pada 2021.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona
Foto: MgIT03
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona

REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSELS -- Angka pengangguran di Eropa diperkirakan meningkat hampir dua kali lipat dalam beberapa bulan ke depan. Lembaga konsultan McKinsey menyebut, sekitar 59 juta lapangan kerja berisiko hilang secara permanen seiring dengan menurunnya jam kerja karena pandemi Covid-19.

"Angka pengangguran di 27 negara anggota diproyeksi meningkat 7,6 persen pada 2020 dan mencapai level pra-krisis pada kuartal IV 2021," katanya dilansir Reuters, Ahad (19/4).

Skenario terburuk menyebut tingkat pengangguran bisa naik hingga 11,2 persen pada 2021. Angkanya bisa kembali ke level tahun 2019 pada 2024.

Sebenarnya, tingkat pengangguran di zona Euro menurun hingga ke titik terendah dalam 12 tahun terakhir pada Februari lalu. Angka pengangguran tercatat 7,3 persen di 19 negara zona euro, terendah sejak Maret 2008.

Namun, pada bulan Maret virus Corona menyerang dan menyebar dengan cepat ke seluruh Eropa. McKinsey menyebut imbas wabah akan berbeda pada tingkat pengangguran sejumlah negara tergantung sektor industri dan demografi.

Setengah dari pekerjaan yang berisiko terimbas pemutusan hubungan kerja di antaranya customer service dan penjualan, layanan pangan, dan kontraktor. Di sektor retail dan wholesale, sekitar 14,6 juta lapangan pekerjaan terancam.

Di sektor akomodasi dan pangan, sekitar 8,4 juta pekerjaan juga berisiko. Sementara di sektor hiburan dan seni jumlahnya sekitar 1,7 juta lapangan kerja. Komisi Eropa sebelumnya telah menghitung subsidi upah agar jam kerja dikurangi untuk mitigasi penyebaran wabah.

Nilainya mencapai 100 miliar euro. Komisi Eropa memproyeksikan Uni Eropa akan menghadapi resesi mendalam tahun ini karena wabah. Seiring dengan prediksi IMF yang menyebut resesi zona euro bisa mencapai 7,5 persen tahun ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement