Senin 20 Apr 2020 14:08 WIB

Pengangguran Bisa Bertambah 5 Juta Orang Akibat Covid-19

Untuk menekan angka pengangguran, perlu sinergi dan berbagi beban antarkementerian.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Gelombang PHK (ilustrasi)
Foto: republika
Gelombang PHK (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) memproyeksikan, tingkat pengangguran Indonesia bisa mencapai 5 juta orang apabila pandemi virus corona (Covid-19) tidak tertangani dengan baik. Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu menjelaksan, prediksi tersebut masuk dalam skenario sangat berat. 

Dalam skenario itu, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 dapat kontraksi hingga 0,4 persen. “Ini berusaha kita contain,” ujarnya dalam Macroeconomic Talkshow melalui teleconference, Senin (20/4).

Baca Juga

Sementara itu, dalam skenario yang lebih moderat atau digambarkan Febrio sebagai skenario berat, pemerintah memproyeksikan jumlah pengangguran mencapai angka 2,3 juta orang. Untuk skenario ini, ekonomi Indonesia diprediksi tetap tumbuh positif 2,3 persen.

Febrio mengatakan, proyeksi tersebut sudah berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan BKF Kemenkeu di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. "Memang tidak menyenangkan angkanya," kata mantan Kepala Kajian Makro LPEM Universitas Indonesia tersebut.

Untuk menekan angka pengangguran, Febrio mengatakan, dibutuhkan sinergi dan berbagi beban (sharing burden) antar kementerian/ lembaga. Tidak hanya di pemerintah pusat, juga otoritas lain seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan yang harus melakukan intervensi secara signifikan kepada dunia usaha.

Febrio memberikan contoh, pihak perbankan kini memiliki likuiditas yang sangat banyak. Mereka sebaiknya jangan sekadar memberikan relaksasi dengan menunda pembayaran utang dan menambah pokok utang untuk pengusaha.

"Tolong dari sektor perbankan, bunganya bisa dikurangi. Ini bagi beban, pemerintah sendiri nggak akan sanggup," ucapnya.

Febrio mengakui, dari waktu ke waktu, situasi semakin dipenuhi ketidakpastian akibat pandemi. Beberapa negara sudah mulai menunjukkan perlambatan penambahan kasus baru, namun masih berisiko gelombang kedua.

Selama dua pekan terakhir, Febrio menyebutkan, Indonesia sudah menunjukkan tanda-tanda positif. Perlambatan pertambahan kasus baru Covid-19 mulai konstan, namun masih terlalu dini untuk menyatakan sepenuhnya membaik.

Tren perbaikan akan banyak bergantung pada penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) terutama di epicentrum Covid-19 seperti Jakarta dan Jawa Barat. "Kita hadapi yang harus dicontain bersama-sama," katanya.

Berdasarkan catatan Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) per Kamis (16/4), setidaknya sudah 1,94 juta pekerja dari 114 ribu perusahaan yang dirumahkan dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Sebanyak 1,5 juta di antaranya merupakan pekerja atau buruh sektor formal yang dirumahkan dan di-PHK. Sisanya, sekitar 443 ribu merupakan tenaga kerja sektor informal yang terdampak. Jumlah tersebut tercatat naik 28 persen dibandingkan sepekan sebelumnya, yaitu 1,50 juta pekerja dari 81 ribu perusahaan di berbagai daerah di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement