REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menyebut Jepang berkomitmen untuk menanggung biaya atas tertundanya Olimpiade Tokyo 2020. Hal tersebut diakui oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Senin (20/4).
"Jepang setuju akan terus menutup biaya atas segala yang telah dilakukan berdasarkan ketentuan perjanjian yang ada, IOC akan terus bertanggung jawab atas pembagian biayanya. Untuk IOC, sudah ada tambaan biaya ratusan juta dolar," tulis pernyataan IOC dilansir dalam laman Japan Times, Selasa (21/4).
Abe mengumumkan pada 24 Maret lalu bahwa ajang olahraga terbesar di dunia ini resmi ditunda akibat pandemi virus corona. Olimpiade akan digelar pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021 sedangkan Paralympic antara 24 Agustus hingga 5 September 2021.
Komite Penyelenggara Tokyo 2020 menyebut tiket yang sudah dijual saat ini masih berlaku untuk jadwal tahun depan. Namun bagi yang tidak bisa datang, tiket bisa dikembalikan.
Jika kembali ditunda lagi, IOC meyebut Jepang tidak bisa kembali melakukan penundaan di luar musim panas mendatang. Karena penundaan ini sangat berpengaruh bukan hanya penyelenggara dan negara saja. Namun juga meliputi venue, mitra, sponsor hingga penyelenggara regional dan lokal.
"Penundaan akan melibatkan pembatasan dan kompromi dari semua pihak yang terlibat. Tidak ada rencana penundaan, tapi IOC sangat yakin kita bisa melewatinya dan memberikan permainan yang luar biasa," tegas IOC.
IOC juga menyebut bahwa 57 persen tempat kualifikasi sudah diamankan. Satuan Tugas Kualifikasi pun telah memungkinkan perpanjangan batas waktu periode kualifikasi dan batas waktu pendaftaran cabang olahraga.