Rabu 22 Apr 2020 14:27 WIB

Terlalu Lama Nonton, Bayi Berisiko Alami Gejala Mirip Autis

Bayi 12 bulan yang terlalu lama menonton berisiko alami gejala mirip autisme.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi melihat layar gawai. Berdasarkan penelitian, bayi 12 bulan yang terlalu lama menonton berisiko alami gejala mirip autisme.
Foto: Flickr
Bayi melihat layar gawai. Berdasarkan penelitian, bayi 12 bulan yang terlalu lama menonton berisiko alami gejala mirip autisme.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak sedikit orang tua yang bebas membiarkan bayi atau balita memiliki waktu menonton yang cukup panjang. Terlebih, dengan adanya pandemi Covid-19 yang membuat orang tua kerap mendudukkan bayi di depan televisi atau menonton tayangan di gawai.

Studi terkini yang telah terbit di jurnal JAMA Pediatrics kurang menganjurkan hal tersebut. Berdasarkan riset para peneliti, bayi 12 bulan yang menghabiskan jam layar cukup banyak lebih berisiko mengalami gejala mirip dengan autisme.

Baca Juga

Para penulis studi menekankan bahwa studi tidak mengasosiasikan akses gawai dengan gangguan spektrum autisme (ASD), melainkan hanya gejala yang mirip. Efek tersebut akan terlihat beberapa waktu kemudian, ketika anak berusia dua tahun.

Tim peneliti bertanya kepada para orang tua dan pengasuh bayi mengenai pembiasaan untuk bayi berusia 12-18 bulan. Misalnya, seberapa sering bayi terpapar layar gawai, layar televisi, diajak membaca buku, atau bermain.

Mereka menganalisis pula aktivitas menonton televisi, video, membaca bersama, dan bermain pada 2.152 anak dalam studi National Children. Pengukuran menggunakan Modified Checklist for Autism in Toddlers (M-CHAT).

Hasilnya menunjukkan bahwa akses terhadap layar dalam frekuensi tinggi untuk bayi berusia 12 bulan memicu empat persen risiko lebih besar mengidap gejala serupa ASD. Bayi yang lebih banyak bermain memiliki risiko sembilan persen lebih rendah.

Gejala yang terlihat menunjukkan balita menjadi kurang tertarik berinteraksi dengan orang lain. Hasil tersebut sejalan dengan rekomendasi perhimpunan dokter spesialis anak di Amerika, American Pediatric Academy, yang menganjurkan pembatasan layar untuk anak di bawah 18 bulan.

"Temuan ini memperkuat pemahaman kami tentang pentingnya waktu bermain antara orang tua dan anak-anak," kata penulis utama studi, David S Bennett dari Universitas Drexel, Amerika Serikat, dikutip dari laman Times Now News.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement