Kamis 23 Apr 2020 13:09 WIB

Menko PMK: Kontribusi Rumkitlap AGP Bantu Penanganan Pandemi

Rumkitlap di daerah Ancol itu memiliki fasilitas lengkap.

Petugas berada di dekat tirai Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) Artha Graha Peduli di Ancol, Jakarta, Sabtu (4/4). Yayasan Artha Graha Peduli (AGP) mendirikan Rumkitlap  yang difungsikan sebagai sarana melakukan Rapid Test Covid-19 untuk deteksi dini bagi karyawan Arta Graha Group dan masyarakat umum yang tinggal sekitar 500 meter dari rumkitlap
Foto: Putra M. Akbar/Republika
Petugas berada di dekat tirai Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) Artha Graha Peduli di Ancol, Jakarta, Sabtu (4/4). Yayasan Artha Graha Peduli (AGP) mendirikan Rumkitlap yang difungsikan sebagai sarana melakukan Rapid Test Covid-19 untuk deteksi dini bagi karyawan Arta Graha Group dan masyarakat umum yang tinggal sekitar 500 meter dari rumkitlap

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap rumah sakit lapangan khusus untuk menangani pasien Covid-19 oleh Yayasan Artha Graha Peduli bisa ikut mempercepat penanganan corona.

"Terima kasih kepada Artha Graha Peduli yang telah memprakarsai RS lapangan khusus Covid-19 ini. Memang sudah banyak sekali perusahaan yang terlibat dan saya berharap keterlibatan seperti ini terus berlanjut karena corona pun belum berakhir," kata Muhadjir saat mengunjungi RS Lapangan Artha Graha Peduli di Jakarta, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (23/4).

Rumah sakit di area kosong sekitar kawasan Ancol Jakarta Utara di Jalan Pasir Putih Raya No. 40 itu memiliki fasilitas lengkap, antara lain tes cepat, pemeriksaan darah, ruang bedah, ruang isolasi, ruang perawatan biasa, serta gudang obat-obatan dan alat kesehatan.

Menurut dia, pelaksanaan pemeriksaan sudah baik dan mengikuti prosedur yang diterapkan pemerintah.

Apabila hasil tes cepat terhadap seseorang menunjukkan positif corona, selanjutnya ada pemeriksaan lanjutan melalui tes menggunakan metode RT-PCR.

Jika hasil tes menggunakan PCR positif maka pasien tersebut akan diisolasi dan diobservasi selama 14 hari.

"Secara prosedur pun sudah bagus dan ringkas karena dalam satu lokasi. Jadi inilah sebetulnya yang disebut RS isolasi, karantina RS itu ya idealnya seperti ini," katanya.

Muhadjir merujuk pada aturan karantina rumah sakit sebagaimana Pasal 49 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, yaitu rumah sakit isolasi yang tidak menerima pasien selain Covid-19 dan seluruh penanganannya di satu lokasi.

Ia menyebutkan model pembangunan rumah sakit darurat di lapangan luas itu bisa menjadi acuan pemerintah daerah untuk menambah ketersediaan fasilitas kesehatan khusus penanganan pasien Covid-19.

"Terutama di daerah, ini bisa jadi salah satu pilihan sebagai model pelayanan untuk penanggulangan Covid-19, terutama dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya kasus yang masif," kata dia.

Koordinator Sekretariat RS Lapangan Artha Graha Peduli Hanna Lilies mengungkapkan, inisiatif pendirian RS lapangan itu didasari kepedulian terhadap masyarakat serta tanggung jawab perusahaan dalam ikut serta menanggulangi masalah bencana di Tanah Air.

Proses pendirian RS dilakukan selama tiga minggu dan mulai dioperasikan sejak 24 Maret 2020 dengan 15 dokter internal, delapan dokter spesialis relawan dari berbagai RS dan puskesmas, 34 perawat, serta sejumlah relawan yang telah dibekali protap kesehatan.

"Total sampai Rabu (22/4) ada 5.251 orang yang ikut 'rapid test' (tes cepat) dengan 31 orang 'rapid test' positif dan yang ikut PCR ada 11 dinyatakan positif. Kami juga sangat berterima kasih atas dukungan moral yang diberikan pemerintah dalam upaya kami membantu mengatasi Covis-19," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement