Kamis 23 Apr 2020 15:16 WIB

Universitas Brawijaya Raih Peringkat Lima Nasional

Peringkat 5 Universitas Brawijaya berdasarkan THE Impact Ranking 2020.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Universitas Brawijaya
Foto: wikipedia
Universitas Brawijaya

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) meraih peringkat lima secara nasional berdasarkan The Higher Education (THE) Impact Ranking 2020. Sementara pada ranah dunia UB berada di posisi 201-300.

Ketua Pemeringkatan Internasional UB, Profesor Setyawan Purnomo Sakti, mengatakan, penilaian THE berdasarkan kontribusi kampus dalam Sustainable Development Goals  (SDGs) yang harus dicapai pada 2030. Selain itu, ada pula penilaian dari aspek No Poverty, Zero Hunger, Life on Land, dan Sustainable Cities and Communities. "Dalam kategori penilaian tersebut, ranking tertinggi UB ada pada posisi Zero Hunger dan Life on Land," ujar Setyawan.

Baca Juga

Pada dasarnya THE Impact Ranking melihat bagaimana peran sebuah perguruan tinggi di masyarakat. Peran ini bisa dilihat pada aspek publikasi, inovasi, dan aksi kegiatan. Lembaga ini juga menilai bagaimana kampus dapat memberi dampak ke masyarakat.

Setyawan tak menampik, THE Impact Ranking merupakan lembaga baru dalam dunia pemeringkatan internasional. Lembaga ini baru mengeluarkan pemeringkatan sekitar dua tahun terakhir. Menurut Setyawan, ini menarik karena memberi kesempatan kampus yang berperan bagus di masyarakat bisa memiliki reputasi baik juga.

Seperti diketahui, kata Setyawan, pemeringkatan konvensional biasanya hanya melihat hasil riset. Mayoritas yang mendominasi pemeringkatan seperti di THE World Ranking dan QS hanya universitas-universitas besar.

Rektor UB, Nuhfil Hanani mengaku bangga terhadap pencapaian UB. Hal ini prestasi luar biasa mengingat UB tidak pernah masuk ke peringkat THE Impact Ranking.

Sebelumnya, UB menduduki peringkat keempat nasional versi THE World Ranking dan 1001+ untuk dunia. Sementara pada subjek agriculture and

forestry versi QS World, UB berada di posisi 300 besar atau 301-350 dunia.

Nuhfil berharap peringkat UB di kancah internasional dapat meningkat kembali. Untuk itu, kampusnya akan lebih menggenjot jumlah publikasi melalui program fast track untuk pascasarjana. "Asumsi kita sebuah universitas sitasi akan bagus kalau jumlah mahasiswa pascasarjana banyak," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement