Jumat 24 Apr 2020 14:30 WIB

Pemerintah Sulbar Diminta Waspadai Penimbunan Pangan

Ombudsman meminta pemda segara memastikan ketersediaan kebutuhan pokok.

Sejumlah pekerja mengemas kebutuhan pokok yang akan dibagikan di Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (20/4/2020). Pemerintah provinsi Sulbar akan membagikan sembako sekitar 3.000 paket untuk tahap awal warga miskin yang terdampak wabah virus Corona (COVID-19) untuk membantu meringankan beban hidup sehari-hari.
Foto: ANTARA/ Akbar Tado
Sejumlah pekerja mengemas kebutuhan pokok yang akan dibagikan di Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (20/4/2020). Pemerintah provinsi Sulbar akan membagikan sembako sekitar 3.000 paket untuk tahap awal warga miskin yang terdampak wabah virus Corona (COVID-19) untuk membantu meringankan beban hidup sehari-hari.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Ombudsman Perwakilan Sulawesi Barat (Sulbar) meminta pemerintah daerah dan pemerintah provinsi Sulbar mewaspadai terjadinya kejahatan penimbunan barang. Khususnya, bahan pangan selama bulan puasa ramadhan berjalan.

Kepala Ombudsman Perwakilan Sulbar, Lukman Umar, Jumat (24/4), mengatakan, potensi praktik penimbunan bahan pangan terjadi pada sejumlah komoditas diawal dan selama bulan suci ramadhan ini. Ia mengatakan, bahan komoditi pangan bawang yang berpotensi ditimbun seperti bawang merah, bawang putih serta telur.

Baca Juga

"Penimbunan akan mengganggu pasokan barang dan serta akan memicu lonjakan harga jual, yang membebani masyarakat," katanya.

Ombudsman juga meminta pemerintah daerah untuk segara memastikan ketersediaan kebutuhan pokok selama Ramadan dan Idul Fitri dipasaran. "Pemerintah harus memastikan kenaikan harga bahan pangan masih dalam batas wajar, dan mampu dipenuhi masyarakat," katanya.

Lukman juga berharap, pemerintah dan semua pihak terkait membangun kerja kolaborasi, upaya memberi perhatian menjamin ketersediaan bahan pangan selama ramadan dan lebaran serta memastikan kenaikan harga bahan pangan dalam batas wajar.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement