Jumat 24 Apr 2020 17:04 WIB

Penularan Covid-19 Sangat Mungkin Terjadi Saat Mudik

Selalu ada kemungkinan dalam perjalanan mudik bertemu atau kontak dengan OTG.

Calon penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) telantar di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Jumat (24/4/2020). Pengelola Terminal Pulogebang menutup operasional layanan bus antar kota antar provinsi (AKAP) mulai 24 April 2020, setelah berlakunya kebijakan larangan mudik dari pemerintah. Mudik juga berpotensi membuat seseorang tertular Covid-19.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Calon penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) telantar di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Jumat (24/4/2020). Pengelola Terminal Pulogebang menutup operasional layanan bus antar kota antar provinsi (AKAP) mulai 24 April 2020, setelah berlakunya kebijakan larangan mudik dari pemerintah. Mudik juga berpotensi membuat seseorang tertular Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menekankan bahwa penularan virus corona baru atau Covid-19 sangat mungkin terjadi selama di perjalanan mudik dari kota ke kampung halaman. Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB mengatakan penularan virus bisa terjadi di tempat umum ataupun transportasi umum yang digunakan selama perjalanan ke kampung halaman.

"Karena kita yakin perjalanan kita tidak aman. Akan sangat mungkin kita bertemu atau berkontak dekat dengan orang lain tanpa gejala, atau orang dengan gejala sangat ringan," kata dia, Jumat (24/4).

Baca Juga

Yurianto yang juga merupakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menjabarkan penularan tersebut bisa terjadi di kendaraan umum, saat berada di terminal, di rest area di jalan tol, dan toilet umum di sepanjang perjalanan. Atau bahkan pemudik itu sendiri yang membawa virus dengan tanpa gejala, atau bergejala ringan seperti batuk ringan dan demam tidak terlalu tinggi. Hal itu sangat berpotensi menularkan virus pada keluarga di kampung halaman karena para pemudik berasal dari wilayah yang sudah terjangkit virus Covid-19.

"Kita tidak pernah tahu siapa yang membawa virus, banyak orang tanpa gangguan yang tidak bisa kita bedakan dengan mata biasa. Jangan bepergian, jangan mudik menjadi kunci," kata dia.

Dia meminta agar masyarakat tetap berada di rumah, menggunakan masker bila harus keluar rumah, batasi waktu jika keluar rumah, jaga jarak, hindari kerumunan orang, jangan naik kendaraan umum yang penuh sesak. Upayakan membeli makanan dan minuman dibungkus dan dimakan di rumah serta gunakan jasa pengantaran bila memungkinkan, dan secepatnya selesaikan urusan kemudian segera pulang ke rumah.

Yurianto juga mengimbau untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga kebersihan lingkungan rumah, dan memberantas sarang nyamuk di rumah. Ia mengatakan saat ini sedang dalam musim pancaroba yang berpotensi meningkatnya kasus demam berdarah.

Bagi umat muslim yang sedang menjalani ibadah Ramadhan, Yurianto mengajak beribadah di rumah bersama keluarga untuk menghindari penularan virus yang bisa terjadi di luar.

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang pelarangan mudik sebagai upaya percepatan penanganan Covid-19. Pelarangan mudik tersebut efektif diberlakukan hari ini dengan membatasi transportasi darat, laut, dan udara keluar dan masuk ke daerah yang sedang melaksanakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement