Sabtu 25 Apr 2020 13:59 WIB

China Sebut AS Tunjukkan Sikap Hegemoni Terhadap WHO

China mengapresiasi peran WHO dalam memerangi pandemi Covid-19.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang, menyebut AS bersikap hegemoni terhadap WHO.
Foto: EPA/How Hwee Young
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang, menyebut AS bersikap hegemoni terhadap WHO.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China kembali merespons kemungkinan Amerika Serikat (AS) tak melanjutkan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut China, Washington telah menunjukkan sikap hegemoni.

"AS menganggap bahwa WHO harus melakukan penawarannya karena merupakan kontributor terbesar. Ini adalah mentalitas hegemonik yang khas,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang dalam konferensi pers pada Jumat (24/4), dikutip laman Xinhua.

Baca Juga

Geng menekankan, saat ini mendukung WHO adalah cara efektif untuk membantu menahan penyebaran Covid-19. “Ini benar-benar masalah hidup dan mati. Ini adalah konsensus yang dibagikan sebagian besar negara dan pilihan pasti yang akan dibuat siapa pun dengan hati nurani,” ujarnya.

Berbeda dengan AS, Geng mengapresiasi peran WHO di bawah kepemimpinan Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus. Di matanya, WHO telah memainkan peran penting dalam mengoordinasikan upaya internasional memerangi pandemi dengan cara objektif, adil, dan berbasis ilmu pengetahuan sehingga wajar jika banyak negara mendukung WHO.

"Dukungan untuk WHO baru-baru ini mengalir dari kepemimpinan banyak negara dan organisasi internasional, termasuk Prancis, Jerman, Inggris, Kanada, Jepang, dan PBB,” kata Geng.

Di bawah kepemimpinan Ghebreyesus, WHO pun memperoleh dukungan dari negara anggota Gerakan Non-Blok dan G77. “Dalam pernyataan KTT luar biasa G20 baru-baru ini, negara-negara anggota menekankan bahwa mereka sepenuhnya mendukung dan berkomitmen untuk lebih memperkuat mandat WHO dalam mengoordinasikan perjuangan internasional melawan pandemi. Semua fakta ini menunjukkan posisi serta aspirasi bersama masyarakat internasional,” ujar Geng.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah mengatakan, pemerintahan Presiden Donald Trump mungkin tidak akan pernah lagi mendanai WHO. Pompeo menyebut perlu ada perombakan di lembaga tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada Rabu (22/4) malam waktu setempat, Pompeo menyebut perlu ada perbaikan struktural dari WHO untuk memperbaiki kekurangannya. Saat ditanya apakah dia mendesak perubahan dalam kepemimpinan WHO, Pompeo menjawab hal tersebut belum cukup.

“Lebih dari itu, mungkin AS tidak pernah dapat kembali menjamin uang pembayar pajak AS mengalir ke WHO,” ucapnya.

Kemudian dalam wawancara dengan acara radio pada Kamis (23/4), Pompeo mengisyaratkan bahwa Pemerintah AS akan bekerja sama dengan organisasi lain untuk menggantikan peran WHO. “Kami akan mencermati masalah itu,” ujarnya.

Menurut Pompeo, selama WHO bekerja dan berfungsi dengan baik, AS akan tetap menjadi bagian darinya. “Ketika WHO tidak menghasilkan, ketika sebenarnya ia gagal mendapatkan hasil yang diinginkan, kami akan bekerja dengan mitra di seluruh dunia untuk memberikan struktur, bentuk, model tata kelola, yang benar-benar akan memenuhi tujuan yang dimaksud,” ujarnya.

Trump memutuskan membekukan sementara pendanaan untuk WHO pada Selasa (14/4) pekan lalu. Dia menuding WHO telah salah mengelola dan menutupi krisis Covid-19. Trump pun menganggap WHO bersikap China-sentris.

AS merupakan pendonor terbesar bagi WHO. Tahun lalu Negeri Paman Sam menyumbang 400 juta dolar AS atau sekitar 15 persen anggaran WHO.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement